Anggota kepolisian mengamankan Syahril Alamsyah, terduga penusuk Wiranto. Foto: ANTARA/HO-Polsek Menes/aa. Handout Polsek Menes. |
JAKARTA, MH
- Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI)
menyampaikan pernyataan sikap atas kasus penusukan terhadap Menko
Polhukam Wiranto oleh dua orang yang diduga anggota jaringan teroris.
Ketua Umum GMKI Korneles Yacob Galanjinjinay mengatakan, persoalan
ini perlu dicermati dengan baik dan mendalam, di tengah situasi
pemerintahan menghadapi berbagai persoalan bangsa. Misalnya sejumlah RUU
kontroversi, UU KPK hasil revisi, masalah Papua, (Kerusuhan Wamena dan
Nduga), BPJS, kebakaran hutan dan lahan.
"Pemerintah perlu
hati-hati dalam merespons masalah-masalah yang terjadi, termasuk
berbicara di depan publik, sehingga tidak membuat rakyat marah dan
melakukan hal-hal yang membahayakan pemerintahan," kata Korneles dalam
pernyataan resminya, Kamis (10/10).
Menanggapi kejadian ini ketua umum GMKI mengeluarkan pernyataan sikap:
1. Turut prihatin dengan peyerangan menkopolhukam, karena apapun
bentuknya tindakan main hakim sendiri merupakan bagian yang melanggar
hukum dan HAM.
2. Rakyat harus tenang dan rasional mengamati insiden yang dialami Menko Polhukam Wiranto, rakyat jangan terprovokasi.
3.
Secepatnya aparat kepolisian mengungkap dan mengumumkan motif di balik
penusukan Menko Polhukam Wiranto, perlu didalami lebih jauh oleh pihak
berwenang, jangan cepat disimpulkan bahwa itu tindakan teroris.
4. Kepada pelaku penusukan agar dihukum sesuai undang-undang yang berlaku.
5.
Pemerintah harus serius dan hati-hati menyelesaikan masalah-masalah
bangsa yang terjadi, termasuk berbicara di depan publik jangan
mengecawakan dan menyalahkan rakyat.
6. Jangan sampai ada skenario yang membuat gaduh negara dan
pemerintahan, apalagi ada upaya menganggu jalannya pemerintahan menuju
pelantikan presiden 20 Oktober. (esy/jpnn).
0 Komentar