Pemilihan Ketua DPC GPP Kota Medan tersebut sekaligus Musyawarah Cabang I GPP Kota Medan yang di pimpin oleh pimpinan Sidang Ustadz Martono sekaligus pemegang mandat pembentukan DPC GPP Kota Medan Provinsi Sumatera Utara.
Musyawarah cabang GPP dihadiri beberapa perwakilan dari beberapa Kecamatan yang ada di Kota Medan, selanjutnya ketua terpilih Dedy Mourizt Simanjuntak menyusun Draff Kepengurusan DPC GPP Kota Medan.
Adapun kepengurus DPC GPP Kota Medan diantaranya Sekretaris Troy Sirait Bendahara Iwanda Hsb dan beberapa Wakil Ketua, Wakil Sekertaris, Wakil Bendahara serta beberapa Kepala Bidang.
Susunan kepengurusan tersebut langsung diserahkan kepada Wakil Ketua DPD GPP Sumut Dadang Darmawan Pasaribu mewakili Ketua DPD GPP Sumut Irwansyah Hsb untuk segera di terbitkan SK Kepengurusan GPP Kota Medan dalam bulan Agustus 2020 ini. Dalam waktu dekat ini DPD GPP Provinsi Sumatera Utara akan segera melantik beberapa kepengurusan DPC GPP Kabupaten/Kota se Provinsi Sumatera Utara secara bersamaan, ujar Dadang Darmawan Pasaribu.
Dadang Darmawan Pasaribu yang didampingi oleh seketaris DPD GPP Sumut Fransiskus Tumanggor dan Penasehat GPP Sumut Onto Frederik Hutapea.
Dalam kata sambutannya Ketua GPP Kota Medan terpilih Dedi Mourrizt Simanjuntak mengucapkan terima kasih atas amanah yang dipercayakan kepadanya dan siap melaksanakan amanah tersebut untuk membumikan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari - hari di setiap dada warga Kota Medan dan akan segera mungkin membentuk GPP di setiap Kecamatan yang ada di Kota Medan.
Di sela - sela pembentukan DPC GPP Kota Medan Ustadz Martono mengamanahkan kepada Ketua GPP Kota Medan terpilih agar segera membuat program - program dan langsung terjun ke tengah -tengah masyarakat untuk memberikan edukasi dan membentengi warga Kota Medan dari terpaparnya warga Medan dari idiologi intoleransi dan radikalisme akibat pemahaman dari agama - agama tertentu yang begitu sempit sehingga dapat mencuci otak dalam waktu singkat menjadi seorang yang sangat in toleransi bahkan teroris dengan membangun kerjasama dengan lembaga - lembaga terkait.
Bila doktrin doktrin intoleransi dan radikalisasi terus dilancarkan secara terstruktur, sistematis dan masif akan di khawatirkan konflik horizontal dan vertikal di tengah - tengah masyarakat akan terjadi dan dapat menggangu distabilitas keamanan Nasional bahkan dapat mengancam NKRI, seperti yang telah terjadi di negara - negara lain.
Padahal Pancasila itu sendiri di gali dari kepribadian, budaya, filosofis, pandangan hidup Bangsa Indonesia itu sendiri, bukan dari kepribadian, budaya bangsa asing. (MH - Gidion Manik).
0 Komentar