![]() |
Ephorus HKBP Pdt Viktor Tinambunan, MST saat membacakan, "Deklarasi Bersama." |
“HKBP berdiri bersama seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kelestarian ciptaan Tuhan, khususnya tanah leluhur kita, Tano Batak,” tegas Ephorus Victor Tinambunan dalam sambutannya.
Ephorus menekankan, bahwa deklarasi ini bukan sekadar simbol, melainkan panggilan iman dan moral untuk menyelamatkan Danau Toba dari ancaman kerusakan lingkungan yang kian mengkhawatirkan. Salah satu penyebab utama kerusakan tersebut adalah aktivitas industri, termasuk PT. Toba Pulp Lestari (TPL), yang berdampak pada hutan, air dan kehidupan masyarakat di Tapanuli Raya.
Dalam pernyataannya, HKBP menegaskan empat hal penting yaitu: 1. Tanah, air dan hutan adalah Anugerah Allah yang harus dijaga, bukan dieksploitasi, 2. Kerusakan lingkungan adalah krisis iman dan kemanusiaan karena merusak kehidupan dan masa depan generasi mendatang.
Selanjutnya 3. HKBP mendukung upaya masyarakat, pemerintah, dan organisasi sipil dalam menghentikan perusakan lingkungan serta mendorong pemulihan ekologi di Tapanuli Raya dan 4. Menghimbau kepada Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto agar tidak melanjutkan izin PT. Toba Pulp Lestari (TPL).
Lebih lanjut mantan Sekjen HKBP ini menerangkan, “Seperti tertulis dalam Kejadian 2:15, Tuhan menempatkan manusia di taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara ciptaan, bukan merusaknya.” Karena itu, Danau Toba dan Tano Batak harus kita jaga sebagai warisan bagi anak cucu kita, pungkasnya.
Setelah pembacaan deklarasi oleh Ephorus HKBP Pdt Dr Viktor Tinambunan, MST acara dilanjutkan penandatanganan bersama, seruan menutup aktivitas PT Toba Pulp Lestari (TPL) dan memperjuangkan kelestarian lingkungan hidup di kawasan Tano Batak dan Danau Toba. (Sumber: Kairos, MH/J24/S24/Fendi Sinabutar).
0 Komentar