Berita Terkini

10/recent/ticker-posts

Jembatan Aek Tano Ponggol Tampil Dengan Wajah Baru Penghubung Ke Pulau Samosir

Jembatan Aek Tano Ponggol Penghubung Ke Pulau Samosir Kota Pangururan. (Poto, 30 Desember 2022, MH - Fendi Sinabutar).

JAMBI, MH - Penantian panjang setelah 110 tahun (1913 - 2023) akhirnya Jembatan Aek Tano Ponggol penghubung ke Pulau Samosir Kota Pangururan Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara tampil dengan wajah baru. 

Ini merupakan satu - satunya jembatan akses menuju Pulau Samosir sejak dibangun oleh Belanda dengan nama awalnya Jembatan Tano Ponggol Dalihan Na Tolu.

Jembatan ini dulu mulai dibangun pada tahun 1907 dan diresmikan pada tahun 1913 oleh Ratu Wilhelmina dari Belanda dengan panjang bentang sekitar 16 meter.

Dalam perjalanannya, pembangunan jembatan ini dipenuhi dengan deraian air mata, karena Belanda dulunya menerapkan sistem kerja rodi kepada masyarakat hingga akhirnya tersambung juga dalam waktu 3 tahun.

Guna mendukung infrastruktur Kabupaten Samosir sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional di Danau Toba, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Marga pada tahun 2020 membangun dan memperbaharui Jembatan Aek Tano Ponggol yang memisahkan Pulau Sumatera dan Pulau Samosir di Kota Pangururan.

PT Eldivo Tunas Arta (ETA) Rute - Pematang Siantar dan Pematang Siantar - Jambi Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).

Jembatan Aek Tano Ponggol ini dibangun sepanjang 294 meter, terbagi dalam beberapa bagian. Jembatan utama 179 meter dan jembatan pendekat 155 meter dan rampung pada tahun 2023. 

Jembatan utama terdiri dari 3 bentang sepanjang 99 meter dan menggunakan struktur utama berupa box girder. Sedangkan untuk jembatan pendekat juga terdiri dari 3 bentang dengan struktur utama prestressed I girder.

Beberapa lahan masyarakat ikut dibebaskan untuk memperbaharui jembatan ini. Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara Selamat Rasidi, mengatakan Pembanguan Jembatan Tano Ponggol bertiang tiga berwarna merah merupakan orname filosofi orang Batak "Dalihan Na Tolu" ini merupakan satu - satunya akses darat untuk menuju Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba.

"Harapannya keberadaan jembatan ini yang dihiasi ornamen Dalihan Na Tolu yang merupakan filosofi suku Batak dapat menambah daya tarik kemudian meningkatkan jumlah wisatawan yang hadir dan juga kepada kesejahteraan masyarakat," ujar Rasidi.

Jembatan Aek Tano Ponggol ini konstruksinya dikembangkan oleh PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan dana bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada tahun 2020 - 2022 senilai Rp 157 miliar.

Jembatan ini sekarang telah difungsikan oleh masyarakat Provinsi Sumatera Utara (Sumut) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata setempat.

Tak hanya jembatan, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) melebarkan alur Tano Ponggol dari 25 meter warisan Belanda dulu menjadi 80 meter dengan panjang 1,2 Km sehingga ke depan ini dapat dilewati oleh kapal pesiar dan mendukung sektor pariwisata di Samosir.

Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melalui keterangan tertulisnya, "Prinsipnya adalah mengubah wajah kawasan dilakukan dengan cepat, terpadu dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan Nasional." (Berbagai Sumber, MH - Fendi Sinabutar).

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar