Medan, MH - Walau belum secara sah terpilih menjadi
anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Ephorus (Emeritus) HKBP, Pdt Willem TP
Simarmata, MA pasti akan duduk menjadi salah seorang senator mewakili Provinsi
Sumatera Utara di Senayan.
Pada Pemilu 2019, dari 19 Orang
calon, WTP berhasil meraih suara terbanyak, yakni 803.608 suara. Komisi
Pemilihan Umum, masih ditunggu keputusan Mahkamah Konstitusi tentang
Perselisihan Hasil Pemilihan Umum, barulah kemudian diputuskan dan ditetapkan
nama-nama calon terpilih.
Atas
besarnya dukungan masyarakat yang memilihnya, Ephorus (Emeritus) HKBP ini
mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada Tuhan dan segenap warga
yang telah memberi kepercayaan dengan cara memberikan suaranya.
"Saya
berhutang kepada masyarakat Sumut, saya akan bekerja keras selama lima tahun ke
depan (2019-2024) memperjuangkan kepentingan masyarakat Sumatera Utara,"
ungkapnya kepada Medanbisnisdaily.com, Jumat (12/7/2019).
Sebagai
senator terpilih, WTP sudah merencanakan seratus hari pertama program yang akan
dikerjakan. Yang pertama, melatih masyarakat bertani secara organik. Kegiatan
perdananya akan dilakukan di Pondok Pesantren Al Hidayah pimpinan Khairul
Ghazali (dikenal dekat dengan Nurdin M Top) di kawasan Desa Mencirim, Kecamatan
Kutalimbaru, Deli Serdang.
Terangnya,
Khairul adalah bekas anggota teroris yang sudah bertobat. Bersamanya di
pesantren terdapat 30 orang lainnya yang merupakan anak-anak teroris. Pernah
dididik di Malaysia dan bertempur melawan tentara Rusia di Afghanistan.
"Pada
1 Juli lalu saya sudah berjumpa dengan pimpinan Pesantren Al Hidayah, Khairul
Ghazali, untuk memulai kerja sama pertanian organik," terang WTP yang
mengusung motto "Kemajemukan adalah Kekayaan dan Kekuatan" pada masa
kampanyenya.
Paparnya,
kelak para santri akan dilatih bertani secara organik; menanam sayuran,
mempersiapkan pakan ikan dan ayam organik. Sudah terdapat lahan seluas sekitar
40 Ha, di mana 20 Ha di antaranya telah dikelola. Guna mendukung, akan
didatangkan pelatih pertanian organik dari luar ke pesantren.
"Sekaligus
saya lakukan program ini juga menjadi bagian dari upaya bangsa dan negara kita
melawan radikalisme serta ekstrimisme. Membangun kecintaan pada bangsa,
Pancasila dan UUD 1945. NKRI adalah rumah kita bersama," tegas WTP.
Bersama
Departemen Pengabdian Masyarakat HKBP, WTP menyatakan sudah pernah
mengembangkan pertanian organik. Juga sudah pernah menandatangani MoU dengan
Wali Kota Tebing Tinggi.
Tidak
menentunya harga produk pertanian, khususnya di Sumut, menjadi perhatian bagi
WTP. Selama ini petani tidak jadi penentu bagi hasil taninya. Yang dominan
menentukan adalah para tengkulak. Akibatnya, yang sangat sering harga jual
tidak sebanding dengan biaya produksi.
"Solusinya,
perlu adanya peraturan daerah yang mengatur standard harga hasil tani; bawang,
padi, karet dan lainnya," katanya.
Tidak
ketinggalan pembinaan generasi muda juga mendapat perhatian oleh Pdt Willem TP.
Simarmata, MA. Aneka kegiatan akan dilangsungkan, khususnya di bidang olah
raga, guna keperluan pembinaan itu.
Sama seperti yang telah dilakukan
empat tahun lalu, 2013 - 2016, yaitu pertandingan sepakbola antar pelajar
tingkat SMA dan kid soccer untuk murid SD. Dilakukan sebagai kesempatan untuk
mencari bibit-bibit muda pesepakbola di Sumut. (Medanbisnisdaily.com).
0 Komentar