Jembatan Aek Tano Ponggol.Foto/Kemenpupr. |
Jembatan itu untuk mendukung pengembangan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Prioritas/Destinasti Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
Pengerjaan jembatan yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Samosir tersebut direncanakan rampung pada tahun 2022.
Menteri PUPR Ir Basuki Hadimuljono, M.Sc, Ph.D mengatakan, pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN/DPSP direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku, air bersih dan lain - lain.
“Prinsipnya adalah mengubah wajah kawasan dilakukan dengan cepat, terpadu, dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan nasional,” ungkap alumni Colorado State University di Jakarta, Selasa 22/6/2021.
Danau Toba sendiri telah ditetapkan sebagai 5 KSPN Prioritas/DPSP sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Borobudur di Magelang (Jawa Tengah), Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) atau 10 “Bali Baru” yang dikembangkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara Ir Slamat Rasidi, MT mengatakan, Tano Ponggol merupakan satu - satunya akses darat untuk menuju Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba.
“Harapannya, keberadaan jembatan ini yang dihiasi ornamen Dalihan Na Tolu yang merupakan filosofi suku Batak dapat menambah daya tarik kemudian meningkatkan jumlah wisatawan yang hadir dan juga kepada kesejahteraan masyarakat,” ujar Selamat Rasidi.
Dia menuturkan, saat ini tengah dilaksanakan pekerjaan memasang bor pile dan tiang pancang pekerjaan fondasi jembatan. Sebelumnya menurut Rasidi pekerjaan pile cap pada P1 dan P2 jembatan sudah selesai, saat ini sedang dilaksanakan pekerjaan di P3 yakni penulangan untuk bor pile.
Jembatan Aek Tano Ponggol dengan panjang 294 meter terbagi menjadi jembatan utama sepanjang 179 meter dan jembatan pendekat 155 meter.
Selanjutnya Rasidi mengatakan pada jembatan utama terdiri dari 3 bentang, dengan bentang utamanya sepanjang 99 meter dan menggunakan struktur utama berupa box girder. Sedangkan untuk jembatan pendekat juga terdiri dari 3 bentang dengan struktur utama prestressed I girder.
Rasidi mengungkapkan, saat ini masih terdapat sejumlah lahan yang belum berhasil dibebaskan sekitar 31%. Selain itu menurutnya juga masih ada kendala di lapangan berupa utilitas yang belum dipindahkan oleh pihak pengelola utilitasnya. “Masih ada masalah utilitas yaitu utilitas PLN dan PDAM yang berada di daerah alur lahan juga belum direlokasi,” ungkapnya.
Pembangunan jembatan Aek Tano Ponggol nantinya akan mengantikan fungsi jembatan yang sudah ada saat ini (eksisting) dengan panjang 16 meter.
Konstruksinya dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya (Persero) Tbk bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2020 - 2022 senilai Rp157 miliar.
Selain pembangunan jembatan tersebut telah dilakukan pula pekerjaan pelebaran alur Tano Ponggol oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) dari 25 meter menjadi 80 m sepanjang 1,2 Km sehingga dapat dilewati oleh kapal pesiar. (Berbagai Sumber, MH - Fendi Sinabutar).
0 Komentar