Kunjungan wartawan SIB ke objek Aek Batu Sawan itu baru-baru ini, umbul atau sumber mata air dari "perut" gunung Pusuk Buhit itu terlihat mengalir deras ke hilir hingga ke Danau Toba. Hampir setiap hari, apalagi jika suasana libur umum, lokasi Aek Batu Sawan ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah di Sumatera Utara sembari menenteng jerigen plastik untuk membawa pulang air yang dianggap sakral itu.
Aek Batu Sawan memiliki cerita legenda yang tidak terlepas filosofi kehidupan dan asal mula perkampungan generasi awal atau perdana etnis Batak yaitu Guru Tatea Bulan.
Di titik lokasi Pariksabungan, Sianjur Mula-mula itu dikisahkan Guru Tatea Bulan beranak pinak yang dikaruniai lima putra dan lima putri. Anak laki-laki Guru Tatea Bulan masing-masing Raja Uti, Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja dan Silau Raja.
Sedangkan kelima putrinya masing-masing Sibiding Laut, Siboru Pareme, Sianting Haumasan, Sipungga Haumasan dan Nan Tinjo.
Data dan identitas sepuluh putra dan putri Guru Tatea Bulan itu tertulis rapi di atas coran semen, dipajang di tempat strategis di tepi jalan setapak menuju umbul atau sumber Aek Batu Sawan di Desa Pariksabungan, Kecamatan Sianjurmula-mula, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. (Sumber SIB).
0 Komentar