![]() |
| Presiden RI ke 7 Ir H Joko Widodo. |
Mulai dari isu paling pribadi: tuduhan Jokowi keturunan Tionghoa atau bukan "asli" Indonesia pada 2012 saat Pilgub DKI. Kampanye hitam menyebar via flyer dan medsos, bahkan ada yang bilang ia "bukan Muslim" Hasilnya? KPK, Bawaslu, dan pengadilan verifikasi dokumen kelahirannya di Solo. Tak ada bukti, malah Jokowi menang telak dengan 53% suara.
Baca: Jambi24jam.com&Sumatera24jam.com
Lanjut ke Pilpres 2014: fitnah "Jokowi pro-China" dan "buzzer bayaran". Lawan politik sebut ia antek asing karena kunjungan ke Beijing. Realitas? Kunjungan itu hasil diplomasi resmi, dan investasi China justru bangun infrastruktur seperti kereta cepat. Tuduhan buzzer? Pengadilan tolak gugatan Prabowo, MK putuskan Jokowi sah menang.
Era 2019 makin gila. Isu "Jokowi curang pemilu" via server Bawaslu, tuduhan nepotisme karena Gibran maju Pilkada, hingga konspirasi "Jokowi bangun IKN untuk oligarki". Demo besar-besaran pecah, tapi MK tolak seluruh gugatan pemilu. KPK periksa dugaan korupsi proyek IKN-nihil bukti. Bahkan isu "Jokowi sakit parah" atau "kembarannya mati" beredar, tapi Jokowi tetap inspeksi lapangan rutin.
Tak ketinggalan fitnah ekonomi: "Jokowi hancurkan rupiah" saat Pandemi, atau "utang negara meledak". Data BI catat rupiah stabil di kisaran Rp14.000-15.000/USD, utang/GDP turun ke 38% pada 2023-terendah di ASEAN. Tuduhan korupsi bansos COVID? KPK tangkap pelaku, tapi Jokowi bersih. Bahkan isu "Jokowi dukung koruptor" via RUU E-K6-akhirnya dibatalkan DPR setelah kritik publik.
Sepanjang dua periode, dari hak asasi (kasus Munir) hingga lingkungan (deforestasi), semua diselidiki lembaga independen seperti Komnas HAM, KPK, BPK. Nol dakwaan. Jokowi bahkan pecat menteri korup seperti Juliari Batubara. Fitnah terbaru pasca-2024: "Jokowi orkestrasi Gibran"-MK periksa, tak ada pelanggaran pidana.
Kenapa fitnah gagal? Jokowi transparan: laporan LHKPN rutin, asetnya stabil Rp 89 miliar sejak 2014. Sistem checks and balances Indonesia bekerja-pengadilan, KPK, MK independen. Fitnah justru ungkap mental oposisi: lebih suka narasi daripada fakta. Bagi Jokowi, ini pelajaran: kerja keras dan integritas lebih kuat dari gosip.
Hari ini, di tahun 2025, Jokowi purna bakti tetap berdiri tegak. Fitnah datang silih berganti, tapi bukti nol besar. Ini simbol: di politik Indonesia, kebenaran akhirnya menang. (Sumber, Facebook - MH/J24/S24/Fendi Sinabutar).



0 Komentar