Berita Terkini

10/recent/ticker-posts

Bergelut Bau Tak Sedap, Lasinim Sidauruk Gendong Anak Mengais Rezeki di Tong Sampah

Lasinim Sidauruk sambil menggendong anaknya yang masih balita usia 4 bulan mengais rezeki di sebuah tempat sampah di wilayah Pala Merah Kota Jambi baru-baru ini. Foto : Rolan Hasibuan- sinarjambi.com

MHO, Jambi-Hidup memang penuh perjuangan. Bagi Orang Batak, mencari nafkah keluarga, tak hanya dipikul kepala keluarga (Bapak-Suami) semata. Namun ibu rumah tangga pun harus berjibaku dibuatnya hanya untuk perjuangan anak-anak harus sekolah. Karakter inilah yang ditunjukkan sebagian Orang Batak diperantauan untuk mengadu nasib. 

Suasana siang itu, sambil menggendong anak bayinya berusia 4 bulan, Lasinim Br Sidauruk (40) duduk melantai dalam sebuah tempat pembuangan sampah mengais rezeki. Tanpa alas kaki, ibu empat anak ini terlihat gesit memilah barang yang dicarinya atau laik jual kembali.

Tuntutan hidup yang berat harus juga dipikulnya, memaksa Lasinim Sidauruk membuang gengsi dan jijik bergelut dengan tumpukan sampah yang penuh aroma tak sedap itu. Beban Lasinim Sidauruk semakin bertambah, sejak suaminya meninggal 8 bulan lalu.

Ibunda dari Sahat Saholoan, Abigail, Kristian dan Novelin ini tetap mensyukuri masih bisa beraktivitas walau dengan mengais rezeki keliling dari tong sampah. 

Mengutip dari www.sinarjambi.com,  dari mengais sampah dan barang rongsokan, Lasinim Sidauruk hanya mampu menghasilkan uang Rp 20 Ribu per hari. Meski jauh dari cukup, dirinya tak pernah mengeluhkan keadaan, namun yang penting mengais rezeki tak ada henti untuk anak-anaknya.

Aktivitas Lasinim Sidauruk dimulai sejak Pukul 4.00 WIB. Sebelum beraktivitas, Lasinim Sidauruk terlebih dahulu menyelesaikan pekerjaan rumah. Barulah sekitar Pukul 6.00 WIB, sambil menggendong balitanya bernama Novelin, dirinya keluar mencari nafkah sampai Pukul 16.00 WIB.

“Ini saya lakukan terpaksa Pak, anak tidak ada yang jaga," ujarnya saat ditemui di tong sampah di lorong Aster Biru, Paal Merah (28/3/2018) lalu. Anak pertama dan keduanya juga terpaksa dititipkan ke keluarganya di Makassar.

Anak ke tiga dari empat bersaudara ini, mengaku punya kartu kesehatan dari Presiden Jokowi. “Kalau kartu berobat dari pak Jokowi ada," tambahnya sambil sedikit mengeluh karena namanya tertulis salah di kartu keluarga yakni Lasimin.

Lasinim Sidauruk menambahkan, sering didatangi pihak Kelurahan menanyakan kondisi hidupnya. “Tapi sampai sekarang dak tau untuk apa mereka datang," ujarnya.

Di Jambi, Lasinim Sidauruk menetap di rumah milik adik sang suami di Perumahan Nura Asri 1 No 64 RT 49, Paal Merah, Kota Jambi. Terlahir dari pasangan Juli dan Rasiana di Sinuan Dua Desa Cinta Damai, Samosir Sumatera Utara. Lasinim Sidauruk datang ke Jambi tahun 2008.

Sebelumnya, sejak usia 15 tahun Lasinim Sidauruk diajak keponakan dari pihak Bapak mengadu nasib ke Jakarta menjadi pengasuh anak. Hanya 2 tahun di Jakarta, tahun 2004 dirinya berjualan baju di Brebes dan ke Klaten sampai sampai tahun 2008.
Warga yang iba juga sering memberinya uang.

 “Terbantu juga Pak, orang kadang kasih Saya uang," ujar ibu dari anak bernama Sahat Saholoan, Abigail, Kristian dan Novelin ini.

Dibalik beratnya hidup yang dijalani, Lasinim Sidauruk terselip harapan mulia. “Saya maunya, semua anak-anak bisa sekolah. Bukan anak Saya saja, tapi anak siapa saja," ujarnya. (MH-2)
 

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar