Bripka Iwan Bebas, Netizen: Puji Tuhan, Alhamdulillah! |
Foto: Bripka Iwan Sarjana (tengah) berhasil diselamatkan. (Istimewa) |
"(Ahok) masih di Rutan," kata Setyo di Jakarta, Kamis (10/5/2018), seperti dikutip dari BeritaSatu.com.Setyo mengatakan petugas kepolisian memperhitungkan kemungkinan kelompok narapidana teroris menyandera Ahok, usai terjadi kerusuhan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua.
Setyo tidak menyebutkan kondisi terkini Ahok setelah kerusuhan narapidana teroris yang telah membunuh lima anggota Polri dan membebaskan seorang polisi lainnya itu.
Namun, Setyo menuturkan bahwa Ahok tidak berada di blok yang memicu awal terjadi kerusuhan kelompok narapidana kasus terorisme tersebut.
Setyo menyatakan situasi di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua dalam kondisi aman dan terkendali, serta tim negosiator Polri masih mengupayakan negosiasi dengan para narapidana teroris.
Tim negosiator mengintensifkan komunikasi dengan kelompok penyandera agar menyerahkan diri termasuk senjata api yang dikuasai narapidana teroris itu.
Info terakhir, Setyo mengungkapkan tim negosiator membebaskan seorang polisi Brigadir Kepala (Bripka) Polisi Iwan Sarjana yang disandera kelompok narapidana bersenjata tersebut.
Tim negosiator membebaskan Bripka Iwan setelah mengirimkan makanan kepada narapidana teroris yang bersedia melepaskan Iwan.
Sebelumnya narapidana teroris menyandera enam anggota Brimob, lima di antaranya telah gugur.
Sementara menurut Pengamat Terorisme dalam Siaran PrimTimeNews MetroTV, Kamis pagi, ada kabar bahwa narapidana teroris menguasai 30 pucuk senjata api dan 300 amunisi milik Rutan Mako Brimob. Namun belum ada konfirmasi dari pihak Polri terkait dengan kabar tersebut.
Masyarakat Jangan Panik
Anggota Komisi I DPR Jacky Uly meminta masyarakat untuk tidak panik menghadapi kerusuhan yang dilakukan narapidana teroris di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Masyarakat harus percaya sepenuhnya kepada kepolisian dan aparat keamanan lainnya.
"Masyarakat tidak boleh takut dan panik dengan situasi ini. Serahkan dan percayakan kepada aparat keamanan untuk menyelesaikan kasus ini," ujar Jacky di Jakarta, Rabu (9/5/2018).
Masyarakat, kata dia, juga tidak boleh mudah percaya dengan berita-berita yang beredar terkait kasus ini. Dia mengimbau masyarakat agar percaya terhadap berita-berita yang yang disampaikan langsung oleh kepolisian melalui media massa yang kredibel.
"Sekarang juga banyak beredar berita di media sosial yang nadanya memperkeruh suasana dengan sumber yang tidak jelas, yang kadang menakutkan masyarakat dan membuat panik," kata mantan Kapolda NTT itu. Jacky juga mendesak kepolisian agar bertindak tegas dan bergerak cepat mengatasi kerusuhan ini.
Polisi, kata dia, tidak bisa mengulur-ulur waktu lebih lama lagi, karena taruhannya adalah rakyat Indonesia. "Agar masyarakat tidak panik, maka Polri harus bertindak cepat dan tegas. Karena, semakin lama, maka dampaknya bisa semakin besar," ujar politisi Partai Nasdem tersebut.
Soal negosiasi, lanjut dia, seharusnya tidak terlalu lama, karena para teroris pasti akan menginginkan perundingan yang menguntungkan mereka.
"Kalau para teroris minta dibebaskan atau kasusnya tidak diproses hukum sebagai bagian dari negosiasi, bagaimana? Bukankah dampaknya lebih berbahaya dan besar lagi. Jadi, polisi harus mengambil tindakan tegas dan cepat dengan segala risiko. Apalagi, kejadiannya di markas brimob, di mana di sana ada ribuan polisi," kata dia.
Bripka Iwan Bebas, Netizen: Puji Tuhan, Alhamdulillah!
Hingga Kamis (10/5/2018) dinihari ini, masih banyak netizen yang terus menunggu kabar baik bebasnya Bripka Iwan. Pasca disandera 27 jam, Iwan langsung dilarikan ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Iwan sudah berhasil kita bebaskan. Sekarang di RS Kramat Jati," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal kepada detikcom, Kamis (10/5/2018).
Terkait kondisi di Mako Brimob pasca-bebasnya Iwan, Iqbal mengatakan pihaknya akan menjelaskan lebih lanjut beberapa waktu mendatang. "Nanti selengkapnya," sambung Iqbal.
Penyanderaan terhadap Iwan terjadi sejak Selasa malam (8/5/2018) sekitar pukul 19.30 WIB. Kerusuhan terjadi setelah terjadi gesekan antara narapidana teroris dan penjaga atau sipir blok yang diisi teroris karena masalah makanan. Akibat kerusuhan ini, lima polisi dan satu napi teroris tewas.
Pascakejadian itu, tagar #KamiBersamaPOLRI dan #BersatuLawanTeroris pun ramai berkumandang di Twitter sebagai bentuk dukungan masyarakat terhadap aparat kepolisan untuk bersama-sama memerangi terorisme. (MH)
Sumber: Detik.com dan BeritaSatu.com
Kapan Drama Berakhir?
Mengutip dari detikcom, 36 Jam sudah narapidana terorisme beraksi di Markas Korps Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Mereka kini menguasai sebagian kawasan dalam Mako Brimob.
Kerusuhan meletus pada Selasa (8/5/2018) pukul 19.30 WIB. Lima polisi tewas, satu napi tewas. Meski satu sandera dari pihak polisi sudah berhasil dibebaskan, namun napi teroris terus menguasai sebagian blok di Mako Brimob.
"Ada enam blok, yang dikuasai tiga blok," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018) malam kemarin.
Kondisi blok napi teroris mengalami kelebihan kapasitas tahanan. Awalnya napi teroris menguasai Blok C, namun kian lama napi itu mengasai dua blok lainnya.
Polisi dinyatakan berhasil melokalisir penguasaan napi atas kawasan Mako Brimob. Negosiasi mengambil peran penting di sini.
"Negosiasi terus dilakukan maksimal. Situasi saat ini tadi saya dan Pak Kadiv ke sana, terkendali. Bisa kita kendalikan, kita lokalisir," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Mohammad Iqbal, di dekat Mako Brimob, Kamis (10/5/2018) dini hari tadi.
Kini waktu menginjak pukul 06.30 WIB, praktis sudah 36 jam berlalu sejak kerusuhan meletus di Mako Brimob.
Mengutip dari detikcom, 36 Jam sudah narapidana terorisme beraksi di Markas Korps Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Mereka kini menguasai sebagian kawasan dalam Mako Brimob.
Kerusuhan meletus pada Selasa (8/5/2018) pukul 19.30 WIB. Lima polisi tewas, satu napi tewas. Meski satu sandera dari pihak polisi sudah berhasil dibebaskan, namun napi teroris terus menguasai sebagian blok di Mako Brimob.
"Ada enam blok, yang dikuasai tiga blok," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018) malam kemarin.
Kondisi blok napi teroris mengalami kelebihan kapasitas tahanan. Awalnya napi teroris menguasai Blok C, namun kian lama napi itu mengasai dua blok lainnya.
Polisi dinyatakan berhasil melokalisir penguasaan napi atas kawasan Mako Brimob. Negosiasi mengambil peran penting di sini.
"Negosiasi terus dilakukan maksimal. Situasi saat ini tadi saya dan Pak Kadiv ke sana, terkendali. Bisa kita kendalikan, kita lokalisir," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Mohammad Iqbal, di dekat Mako Brimob, Kamis (10/5/2018) dini hari tadi.
Kini waktu menginjak pukul 06.30 WIB, praktis sudah 36 jam berlalu sejak kerusuhan meletus di Mako Brimob.
Kuasai Senjata Laras Panjang dan Pendek
Napi teroris masih menguasai Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Mereka disebut menguasai senjata jenis laras panjang dan laras pendek.
"Ada senjata panjang, ada senjata pendek," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018).
Namun Setyo tidak membeberkan berapa jumlah senjata yang dikuasai napi teroris itu. Selain itu, senjata lain, seperti senjata tajam, tidak disebut Setyo dengan rinci.
"Ya itu bukan konsumsi umum," kata Setyo. "Moga-moga teman-teman sudah bisa menguasai, kita sudah tahu jumlahnya," imbuh Setyo.
Kabar terakhir, seorang polisi yang sebelumnya disandera, Bripka Iwan Sarjana, sudah dibebaskan. Setyo menyebutkan negosiasi dengan makanan berhasil dilakukan polisi dengan bebasnya Iwan.
Kini Iwan sudah dibawa ke rumah sakit untuk ditangani. Kondisi Iwan mengalami luka-luka serta lebam di wajah.
Napi teroris masih menguasai Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Mereka disebut menguasai senjata jenis laras panjang dan laras pendek.
"Ada senjata panjang, ada senjata pendek," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018).
Namun Setyo tidak membeberkan berapa jumlah senjata yang dikuasai napi teroris itu. Selain itu, senjata lain, seperti senjata tajam, tidak disebut Setyo dengan rinci.
"Ya itu bukan konsumsi umum," kata Setyo. "Moga-moga teman-teman sudah bisa menguasai, kita sudah tahu jumlahnya," imbuh Setyo.
Kabar terakhir, seorang polisi yang sebelumnya disandera, Bripka Iwan Sarjana, sudah dibebaskan. Setyo menyebutkan negosiasi dengan makanan berhasil dilakukan polisi dengan bebasnya Iwan.
Kini Iwan sudah dibawa ke rumah sakit untuk ditangani. Kondisi Iwan mengalami luka-luka serta lebam di wajah.
Masyarakat Jangan Panik
Anggota Komisi I DPR Jacky Uly meminta masyarakat untuk tidak panik menghadapi kerusuhan yang dilakukan narapidana teroris di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Masyarakat harus percaya sepenuhnya kepada kepolisian dan aparat keamanan lainnya.
"Masyarakat tidak boleh takut dan panik dengan situasi ini. Serahkan dan percayakan kepada aparat keamanan untuk menyelesaikan kasus ini," ujar Jacky di Jakarta, Rabu (9/5/2018).
Masyarakat, kata dia, juga tidak boleh mudah percaya dengan berita-berita yang beredar terkait kasus ini. Dia mengimbau masyarakat agar percaya terhadap berita-berita yang yang disampaikan langsung oleh kepolisian melalui media massa yang kredibel.
"Sekarang juga banyak beredar berita di media sosial yang nadanya memperkeruh suasana dengan sumber yang tidak jelas, yang kadang menakutkan masyarakat dan membuat panik," kata mantan Kapolda NTT itu. Jacky juga mendesak kepolisian agar bertindak tegas dan bergerak cepat mengatasi kerusuhan ini.
Polisi, kata dia, tidak bisa mengulur-ulur waktu lebih lama lagi, karena taruhannya adalah rakyat Indonesia. "Agar masyarakat tidak panik, maka Polri harus bertindak cepat dan tegas. Karena, semakin lama, maka dampaknya bisa semakin besar," ujar politisi Partai Nasdem tersebut.
Soal negosiasi, lanjut dia, seharusnya tidak terlalu lama, karena para teroris pasti akan menginginkan perundingan yang menguntungkan mereka.
"Kalau para teroris minta dibebaskan atau kasusnya tidak diproses hukum sebagai bagian dari negosiasi, bagaimana? Bukankah dampaknya lebih berbahaya dan besar lagi. Jadi, polisi harus mengambil tindakan tegas dan cepat dengan segala risiko. Apalagi, kejadiannya di markas brimob, di mana di sana ada ribuan polisi," kata dia.
Bripka Iwan Bebas, Netizen: Puji Tuhan, Alhamdulillah!
Hingga Kamis (10/5/2018) dinihari ini, masih banyak netizen yang terus menunggu kabar baik bebasnya Bripka Iwan. Pasca disandera 27 jam, Iwan langsung dilarikan ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Iwan sudah berhasil kita bebaskan. Sekarang di RS Kramat Jati," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal kepada detikcom, Kamis (10/5/2018).
Terkait kondisi di Mako Brimob pasca-bebasnya Iwan, Iqbal mengatakan pihaknya akan menjelaskan lebih lanjut beberapa waktu mendatang. "Nanti selengkapnya," sambung Iqbal.
Penyanderaan terhadap Iwan terjadi sejak Selasa malam (8/5/2018) sekitar pukul 19.30 WIB. Kerusuhan terjadi setelah terjadi gesekan antara narapidana teroris dan penjaga atau sipir blok yang diisi teroris karena masalah makanan. Akibat kerusuhan ini, lima polisi dan satu napi teroris tewas.
Pascakejadian itu, tagar #KamiBersamaPOLRI dan #BersatuLawanTeroris pun ramai berkumandang di Twitter sebagai bentuk dukungan masyarakat terhadap aparat kepolisan untuk bersama-sama memerangi terorisme. (MH)
Sumber: Detik.com dan BeritaSatu.com
0 Komentar