Berita Terkini

10/recent/ticker-posts

Kampret Harus Berubah

Kantor Utama Bank BCA di Jalan Diponegoro Medan.Foto FB-Birgaldo Sinaga

Kantor Utama Bank BCA di Jalan Diponegoro Medan.Foto FB-Birgaldo Sinaga
MHO-Selasa siang ini (12/6/2018) sekitar pukul 13.00 Wib, saya pergi ke Kantor Bank BCA Gatot Subroto Medan. Setiba di sana, kantor bank ternyata tutup. Petugas sekuriti mengatakan sejak Sabtu lalu operasional Bank BCA semua sudah tutup.

Saya disarankan ke Kantor Utama Bank BCA di Jalan Diponegoro Medan. Hanya kantor Diponegoro yang buka. Saya segera bergegas ke Diponegoro.

Sekitar pukul 13.30 Wib saya tiba di BCA Diponegoro. Saya masuk ke dalam.

Ndilalah... Kantor besar itu serasa terminal kereta api. Penuh orang antrian menunggu panggilan di teller maupun di customer service.

Sejak pagi buka hingga tengah hari sudah ribuan orang silih berganti masuk. Bahkan banyak yang tidur dilantai saking lamanya nunggu antrian. Sejak pagi menunggu panggilan dari petugas.

Saya coba selidik. Mengapa banyak sekali orang antri? Bukankah mesin ATM atau mobile banking bisa dipakai untuk transaksi?

Seorang nasabah kakak beradik di sebelah saya nampak sibuk main game mengusir kebosanan. Si adik perempuan menggenggam uang lima puluh ribuan sekitar 10 juta.

Saya coba mencari tahu, untuk apa mereka menunggu sampai lama di kantor Bank BCA.

"Sudah lama antrinya Mba? ", tanya saya membuka obrolan.

"Lumayan bang", balasnya singkat.

"Mau nyetor atau transfer?", tanya saya lagi.

"Gak bang.. Ini mau nukar duit lima ribuan dan sepuluh ribuan. Buat THR ponakan di kampung", jawabnya sambil senyum.

Wow... Saya cukup surprise juga mengetahui mereka mau menukar uang receh sebanyak 10 juta. Anak muda yang sedang merantau di Medan, esok mudik ke kampung halaman untuk bertemu sanak famili lalu berbagi kebahagiaan dengan memberi uang hasil keringat mereka di perantauan.

Saya melihat sekeliling orang yang memenuhi hall Bank BCA Diponegoro itu. Semuanya rela antri lama hanya untuk menukar uang kecil agar sanak saudaranya di kampung merasakan suka cita berhari raya. Beridul fitri dengan senyum kegembiraan. Menyambut hari kemenangan.

Mereka setahun berpeluh keringat mencari nafkah, lalu di momen spesial pulang berjumpa orang tua, kakak adik, keponakan, paman bibi, tante, tetangga kiri kanan. Bersungkeman dan bermaaf-maafan. Betapa indahnya hidup ini bukan?

Saya membayangkan mereka yang pulang mudik tahun ini akan semakin lengkap kebahagiaannya karena mimpi buruk macet sampai puluhan jam tidak terjadi lagi. Mereka pulang kampung tiba lebih cepat dan sampai dengan sehat bugar selamat.

Dari kepingan lain, saya juga membayangkan wajah manyun masygul para kampretos pentolan PKS, Gerindra dan PAN yang kehabisan kata2 memelintir keberhasilan Presiden Jokowi melayani rakyatnya agar tidak jadi sarden saat pulang mudik seperti tahun2 sebelumnya.

Para kampretors menjerit melolong melengking ngomel2 tiada henti tentang kegagalan Jokowi, rakyat yang mudik tidak peduli. Bagi rakyat kecil, bukti dan fakta itu tidak bisa dijungkirbalikkan dengan amarah, sumpah serapah, nyinyiran 2019 Ganti Presiden, sekalipun dengan sejuta toa dibunyikan.

Selamat mudik ya mpret... Semoga sepulang mudik wujudmu berubah... Minimal separuh wajahmu berubah jadi cebong. Salam perjuangan penuh cinta. (*)

Sumber: FB-Birgaldo Sinaga

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar