SIDIKALANG. MH - Festival Danau Toba (FDT) 2018 di
Desa Silalahi Nabolak Kecamatan
Silahisabungan, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara yang dimulai 5 Desember
ditutup Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Dairi, Sebastianus Tinambunan,
Sabtu (8/12/2018). Penutupan berlokasi di panggung utama di lapangan Desa
Silalahi 2.
Ironisnya,
penutupan FDT yang merupakan ajang untuk menarik minat wisatawan ke Danau Toba
tanpa dihadiri satu pun pejabat Pemerintah Provinsi Sumut dan Bupati se-kawasan
Danau Toba. Ketidakhadiran Bupati ini juga terjadi saat pembukaan, kecuali
Bupati Dairi Jhonny Sihotang selaku tuan rumah.
Terpantau,
tamu VIP yang hadir hanya Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba
(BPODT), Arie Prasetya.
Anehnya
lagi, tidak diketahui siapa yang akan menjadi tuan rumah FDT 2019. Pasalnya,
saat menyampaikan pidato penutupan, Sekda Kabupaten Dairi, Sebastianus
Tinambunan sama sekali tidak menyinggung kabupaten mana yang akan menjadi tuan
rumah FDT tahun 2019. Seperti diketahui, tuan rumah digilir setiap tahun 7 Kabupaten
se-kawasan Danau Toba.
Sepanjang
gelaran FDT dimulai sejak tahun 2013, pelaksanaan FDT di Silalahi ini
disebut-sebut paling buruk. Di mana, selama pelaksanaan berlangsung 4 hari itu
pengunjung sangat sepi. Sehingga, para pelaku ekonomi tidak merasakan dampak
signifikan ekonomi pelaksanaan FDT.
Juanda
(30), pedagang dodol garut serta Ali (42) pedagang jam dan aksesoris ditemui
wartawan di seputaran zona A atau kompleks panggung utama menerangkan, sejak
dibuka, Rabu (5/12/2018), omzet penjualan 2 hari hanya Rp.140.000. Sehingga,
jika dihitung selama di sini omzet tidak sampai Rp.1 juta.
Juanda
maupun Ali mengatakan, mereka datang berjualan ke FDT Silalahi rugi besar.
Pasalnya, untung diperoleh dari hasil penjualan tidak cukup untuk biaya makan selama
4 hari ini. "Kami makan modal datang ke sini," keluh keduanya.
Ali
asal kota Medan itu menerangkan, saat pembukaan pedagang penuh. Usai pembukaan,
pedagang pindah ke tempat lain karena sepi pembeli,
Ali
mengatakan, dibandingkan di Silalahi ini, masih lebih baik FDT 2017 di
Sipissur, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas).
Mantan
Kepala Desa Silalahi 2 itu menegaskan, sejak dibuka Rabu lalu, penjualan di
hari pertama Rp.400.000. Lalu di hari ke 2 sampai penutupan sekarang penjualan
rata-rata hanya Rp.150.000.
Belman
menyebut, bila dilihat dari jumlah pengunjung, pelaksanaan pesta Tugu / Makam Raja Silahisabungan yang digelar setiap tahun jauh lebih ramai
daripada gelaran FDT.
Ia
menyebutkan, selama berlangsung pesta tugu, kondisi lalulintas di sepanjang
lintasan Silalahi-Paropo macet karena banyaknya pengunjung. Begitu juga dengan
kunjungan turis ramai.
"Selama
4 hari ini nyaris tidak ada saya lihat wisatawan mancanegara datang. Artinya,
kami sebagai warga lokal mempertanyakan kenapa bisa seperti itu. Padahal
gelaran FDT adalah skala nasional, tapi kok kalah pamor sama pesta Tugu / Makam
Raja Silahisabungan," ujarnya.
Ia
menduga sepinya pengunjung FDT 2018 karena kurang promosi. Belman menyarankan
kepada pemerintah daerah serta pemerintah pusat supaya membuat perencanaan
matang even ini, mulai dari pemilihan waktu yang tepat, tempat pelaksanaan
serta jenis kegiatan.
Sebab,
lanjut Belman, pelaksanaan FDT tahun 2018 ini dianggap kurang pas waktunya,
karena bersamaan ujian sekolah. Pemprovsu juga diharapkan supaya melakukan
koordinasi baik dengan kabupaten sebagai tuan rumah. Sehingga pelaksanaan FDT
dimaksud benar-benar bisa memajukan pariwisata atau meningkatkan ekonomi
masyarakat di kawasan Danau Toba. (Medanbisnisdaily.com).
Festival Danau Toba 2018, tanggal 5 s/d 8 Desember 2018 Lokasi Desa Silalahi Nabolak Kec. Silahisabungan Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara. (Poto Internet). |
|
|
|
|
|
|
0 Komentar