Foto yang beredar di kalangan wartawan saat Andi Arief diperiksa aparat, Senin, 4 Maret 2019. ( Foto: Istimewa ) |
Partai politik di negeri ini harus waspada menghadapi serangan bandar narkoba. Dalam menangani kasus narkoba, Polri diharapkan bersikap transparan dan tidak melindungi pihak tertentu.
Jakarta, MH- Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane meminta polisi agar menjelaskan secara transparan tentang wanita cantik bersama Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief saat ditangkap mengunakan narkoba di Hotel Peninsula, Jakarta.
"Hal ini agar bisa terungkap secara transparan, apa sesungguhnya peran wanita itu, apakah sebagai pemasok narkoba atau sekadar teman kencan," ujar Neta kepada Beritasatu.com, di Jakarta, Selasa (5/3/2019).
Neta S Pane mengatakan, saat ditangkap Andi Arif bersama wanita muda cantik berkulit putih, yang menggunakan tanktop merah muda, bercelana jeans dan sepatu warna perak serta berjam tangan kulit cokelat. Selain wanita itu, kata Neta S Pane, polisi juga menemukan tas perempuan warna hitam di sudut kamar hotel.
Namun dalam penjelasan resmi yang dilakukan Polri, keberadaan wanita itu tidak dijelaskan, sehingga muncul opini di masyarakat bahwa saat menggunakan narkoba Andi Arief hanya seorang diri. "Padahal sesungguhnya ada orang lain, yakni seorang wanita cantik," terang Neta S Pane.
IPW berharap, dalam menangani kasus narkoba Polri bersikap transparan dan tidak melindungi pihak tertentu. Jika polisi bersikap diskriminatif, kondisi Indonesia yang sudah darurat narkoba akan semakin parah. "Jika para politisi sudah menjadi budak narkoba, pemberantasan narkoba seperti apalagi yang bisa diharapkan di negeri ini. Sebab pemberantasan narkoba perlu keputusan politik yang solid agar para bandar tidak mempecundangi bangsa ini," tandas Neta S Pane.
Menurut dia, bukan mustahil Andi Arief sebagai politisi kritis dengan penguasa dijebak pihak tertentu agar tidak bersuara lagi menjelang Pilpres 2019. "Jika itu yang terjadi, patut dipertanyakan, siapa wanita itu, atau justru Andi Arief sudah menjadi budak narkoba yang masuk radar kepolisian," ungkap Neta S Pane.
Menurut Neta S Pane, partai politik di negeri ini harus waspada menghadapi serangan bandar narkoba yang berusaha merusak kader dan citra partainya. "Di sisi lain, kepolisian jangan takut memberantas narkoba, meski melibatkan elite partai," pungkas Neta S Pane.(*)
Sumber: BeritaSatu.com
Jakarta, MH- Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane meminta polisi agar menjelaskan secara transparan tentang wanita cantik bersama Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief saat ditangkap mengunakan narkoba di Hotel Peninsula, Jakarta.
"Hal ini agar bisa terungkap secara transparan, apa sesungguhnya peran wanita itu, apakah sebagai pemasok narkoba atau sekadar teman kencan," ujar Neta kepada Beritasatu.com, di Jakarta, Selasa (5/3/2019).
Neta S Pane mengatakan, saat ditangkap Andi Arif bersama wanita muda cantik berkulit putih, yang menggunakan tanktop merah muda, bercelana jeans dan sepatu warna perak serta berjam tangan kulit cokelat. Selain wanita itu, kata Neta S Pane, polisi juga menemukan tas perempuan warna hitam di sudut kamar hotel.
Namun dalam penjelasan resmi yang dilakukan Polri, keberadaan wanita itu tidak dijelaskan, sehingga muncul opini di masyarakat bahwa saat menggunakan narkoba Andi Arief hanya seorang diri. "Padahal sesungguhnya ada orang lain, yakni seorang wanita cantik," terang Neta S Pane.
IPW berharap, dalam menangani kasus narkoba Polri bersikap transparan dan tidak melindungi pihak tertentu. Jika polisi bersikap diskriminatif, kondisi Indonesia yang sudah darurat narkoba akan semakin parah. "Jika para politisi sudah menjadi budak narkoba, pemberantasan narkoba seperti apalagi yang bisa diharapkan di negeri ini. Sebab pemberantasan narkoba perlu keputusan politik yang solid agar para bandar tidak mempecundangi bangsa ini," tandas Neta S Pane.
Menurut dia, bukan mustahil Andi Arief sebagai politisi kritis dengan penguasa dijebak pihak tertentu agar tidak bersuara lagi menjelang Pilpres 2019. "Jika itu yang terjadi, patut dipertanyakan, siapa wanita itu, atau justru Andi Arief sudah menjadi budak narkoba yang masuk radar kepolisian," ungkap Neta S Pane.
Menurut Neta S Pane, partai politik di negeri ini harus waspada menghadapi serangan bandar narkoba yang berusaha merusak kader dan citra partainya. "Di sisi lain, kepolisian jangan takut memberantas narkoba, meski melibatkan elite partai," pungkas Neta S Pane.(*)
Sumber: BeritaSatu.com
0 Komentar