Letjen TNI Doni Monardo Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid- 19. |
Jakarta, MH – Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengatakan pengerahan pasukan TNI dan Polri untuk peningkatan pendisiplinan penerapan protokol kesehatan bukan untuk menimbulkan kekhawatiran atau ketakutan di tengah-tengah masyarakat.
Justru Presiden Joko Widodo (Jokowi) menugaskan TNI/Polri untuk ikut membantu pelaksanaan pembinaan kepada masyarakat di empat Provinsi dan 25 Kabupaten/Kota yang sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Pengerahan pasukan TNI/Polri sebanyak 340.000 orang di 1.800 titik dilakukan dengan pendekatan-pendekatan yang komunikatif.
“Artinya apa? Kehadiran TNI dan Polri di tempat-tempat publik bukan untuk menimbulkan kekhawatiran. Bukan untuk menimbulkan ketakutan, tetapi semata-mata membantu masyarakat satu sama lainnya. Mengingatkan satu sama lainnya agar masyarakat betul-betul taat dan patuh pada protokol kesehatan,” kata Doni Monardo seusai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (27/5/2020).
Sebab, lanjutnya, pandemi virus corona atau Covid-19 tidak akan pernah berakhir dan tetap akan ada. Karena itu, masyarakat Indonesia harus mempersiapkan diri hidup berdampingan dengan virus corona.
“Kita belum tahu dan sampai kapan Covid-19 ini berada di muka bumi. Kita pun belum bisa memutuskannya. Oleh karenanya, kita tetap harus mempersiapkan diri, kita tidak boleh lengah. Bapak Presiden mengatakan tidak boleh kendor, kita harus bisa adaptif dengan Covid-19. Kita tetap harus menjaga tidak terpapar tetapi kita juga tetap harus mampu beraktivitas,” jelas Doni Monardo.
Karena itu, terkait masalah protokol menuju tatanan normal baru, Doni Monardo mengungkapkan Presiden Jokowi selalu mengingatkan agar kegiatan ini tetap berorientasi kepada penerapan protokol kesehatan yang ketat.
“Masyarakat harus produktif namun tetap aman dari Covid-19. Maka, dalam beberapa bulan terakhir ini langkah strategi terus dilakukan, khususnya sejak tanggal 13 Maret ketika dimulainya kegiatan untuk mengatasi Covid-19,” terang Doni Monardo.
Justru Presiden Joko Widodo (Jokowi) menugaskan TNI/Polri untuk ikut membantu pelaksanaan pembinaan kepada masyarakat di empat Provinsi dan 25 Kabupaten/Kota yang sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Pengerahan pasukan TNI/Polri sebanyak 340.000 orang di 1.800 titik dilakukan dengan pendekatan-pendekatan yang komunikatif.
“Artinya apa? Kehadiran TNI dan Polri di tempat-tempat publik bukan untuk menimbulkan kekhawatiran. Bukan untuk menimbulkan ketakutan, tetapi semata-mata membantu masyarakat satu sama lainnya. Mengingatkan satu sama lainnya agar masyarakat betul-betul taat dan patuh pada protokol kesehatan,” kata Doni Monardo seusai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (27/5/2020).
Sebab, lanjutnya, pandemi virus corona atau Covid-19 tidak akan pernah berakhir dan tetap akan ada. Karena itu, masyarakat Indonesia harus mempersiapkan diri hidup berdampingan dengan virus corona.
“Kita belum tahu dan sampai kapan Covid-19 ini berada di muka bumi. Kita pun belum bisa memutuskannya. Oleh karenanya, kita tetap harus mempersiapkan diri, kita tidak boleh lengah. Bapak Presiden mengatakan tidak boleh kendor, kita harus bisa adaptif dengan Covid-19. Kita tetap harus menjaga tidak terpapar tetapi kita juga tetap harus mampu beraktivitas,” jelas Doni Monardo.
Karena itu, terkait masalah protokol menuju tatanan normal baru, Doni Monardo mengungkapkan Presiden Jokowi selalu mengingatkan agar kegiatan ini tetap berorientasi kepada penerapan protokol kesehatan yang ketat.
“Masyarakat harus produktif namun tetap aman dari Covid-19. Maka, dalam beberapa bulan terakhir ini langkah strategi terus dilakukan, khususnya sejak tanggal 13 Maret ketika dimulainya kegiatan untuk mengatasi Covid-19,” terang Doni Monardo.
Sumber : BeritaSatu.com.
0 Komentar