Berita Terkini

10/recent/ticker-posts

Maruarar Sirait: Kekuatan Presiden Joko Widodo Itu Adalah Rakyat Bukan Elite Politik

Kiri : Maruarar Sirait bersama Presiden RI Ir H Joko Widodo.

Jambi, MH 
- Ketua Umum DPP Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirait menanggapi santai kehadiran
 Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang diinisiasi sejumlah tokoh Nasional di Jakarta, beberapa hari yang lalu.

"Santai saja. Kan kekuatan Jokowi itu ada di rakyat, bukan di elite politik," ungkap Ara, sapaan akrab Maruarar Sirait Politisi PDIP ini, Sabtu (22/9/2020).

Ara mengatakan, perjalanan panjang Joko Widodo selalu mendapat dukungan dari mayoritas rakyat. Tidak jarang dalam perjalanan itu Jokowi mendapat perlawanan atau pertentangan dari elite politik. Namun sejarah membuktikan, rakyat lebih memilih Joko Widodo atau Jokowi, ujar alumni SMA Negeri 47 Jakarta ini.

"Terbukti Jokowi menang dua kali di Solo menjadi Wali Kota, kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta dan menjadi Presiden dua periode. Artinya, Jokowi sangat di percaya oleh rakyat. Jokowi sendiri lahir dari rahim rakyat," ujar anggota DPR RI  periode 2004 - 2019 ini.

Dia menilai kehadiran KAMI merupakan hal yang biasa dan wajar dalam kehidupan yang demokratis. Para loyalis dan pendukung Jokowi pun tak perlu membuat gerakan tandingan bagi KAMI, tutur suami Shinta Triastuti.

Manurut Ara, pemerintahan juga memerlukan check and balances di tengah kekuatan mayoritas perlamen yang berada dalam satu barisan dengan pemerintah.

"Pak Jokowi juga santai saja kok. Pak Jokowi kan pemimpin yang lahir dari proses demokrasi itu sendiri dan juga sangat demokratis. Buktinya, demo - demo di Monas atau di depan Istana atau kehadiran KAMI kan lancar-lancar saja kan. Ini bukti bahwa demokrasi di Indonesia berjalan sangat bagus. Di tengah kekuatan pemerintah dan parlemen, Indonesia tidak menjadi Negara otoriter," ungkap alumni Universitas Parahyangan Bandung FISIP.

Bahkan sambung Ara, masukan juga selama ini bukan semata datang dari kelompok oposisi. Sebab ada pendukung dan loyalis Joko Widodo yang senantiasa memberikan masukan. Masukan baik dari pihak pendukung atau oposisi, tentu saja baik bagi kepentingan Negara. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemerintahan tidak mungkin berjalan 100% sempurna tanpa kekurangan, ujar Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden tahun 2016, 2017 dan 2018.

"Yang penting, baik pendukung atau oposisi adalah sikap sportif dan obyektif. Kalau misalnya masukan dan kritik dari oposisi itu benar adanya, ya pendukung juga harus terima dengan lapang dada. Tapi langkah dan kebijakan pemerintah yang baik buat rakyat dan negara juga harus bisa diapresiasi kelompok oposisi secara terbuka juga. Inilah obyektifitas, sehingga kita semua bisa belajar menjadi negarawan," tutur putra kelahiran Medan tahun 1969 ini. (Berbagai Sumber, MH - Fendi Sinabutar).

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar