Ketua Umum Partai Demokrat Moeldoko saat memberikan pidato politik perdana pasca penetapan dirinya dalam KLB Sibolangit. (rozie winata). |
Dalam pidato politik perdananya sebagai ketua umum, Moeldoko pun menyinggung soal kepemimpinan. Menurutnya, sebagai pemimpin harus dapat memberikan energi dan kekuatan kepada bawahannya.
"Berbicara leadership, kekuatan panglima ada di tangan kalian semua. Panglima tidak ada artinya kalau tidak memiliki prajurit yang tangguh," sebutnya.
"(Karena) seorang pemimpin tugasnya memberikan kekuatan dan energi kepada komandan dibawahnya, bukan malah melemahkan," tegasnya.
Moeldoko menjelaskan, KLB ini adalah konstitusional seperti yang tertuang dalam AD/ART. Untuk itu, dia mengaku, sebelum datang ke sini dirinya mencoba memastikan dengan memberikan 3 pertanyaan kepada para peserta KLB pasca penetapan.
"Setelah mendapat kepastian saya datang ke sini walaupun macetnya luar biasa," sebutnya. Moeldoko juga menerangkan, dirinya juga menghargai perbedaan dalam KLB ini. Tetapi, sebut dia, inilah proses demokrasi.
"Saya tidak punya kekuatan memaksa memilih saya. Melainkan ini lahir dari sebuah kekuatan. Pak Marzuki Ali mempunyai kekuatan politik luar biasa dan saya di militer mempunyai pengalaman luar biasa," sebutnya.
Untuk itu, Moeldoko mengajak seluruh kader Demokrat mulai dari Sabang sampai Merauke, untuk bersama-sama berjuang meraih kembali kejayaan partai. Dia menegaskan, tidak ada yang boleh tertinggal, dan semua bersatu padu karena Partai Demokrat adalah rumah bersama.
"Para DPD, DPD sampai organisasi sayap yang memiliki semangat menggelora luar biasa, maka bila ini disatukan akan menggemaprkan Indonesia," katanya.
Dia melanjutkan, karena kekuatan Partai Demokrat berada di tangan kader, baik pemimpin partai mulai tingkat provinsi hingga kecamatan dengan syarat bersama-sama rakyat. Karenanya dia mengaku mengapresiasi permintaan terhadap dirinya menjadi ketua umum.
"Saya mengapresiasi, atas permintaan kepada saya sebagai Ketua Umum Demokrat. Untuk itu saya berterima kasih, saya terima," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Marzuki Ali menyatakan, hari ini menjadi suatu kejadian yang luar biasa, dimana ada kesamaan rasa dalam menjalani proses demokrasi sejak 2013 - 2020.
Marzuki menceritakan, sebetulnya dirinya sudah nyaman dengan kerjaan ketika tidak lagi mengurus Partai Demokrat dan aktif dalam bidang pendidikan, sosial dan kemanusiaan.
"Tapi mungkin ini jalan Tuhan untuk kembali mengelola dan membesarkan Demokrat untuk memenangkan partai pada 2024," ucapnya.
Bagi Marzuki, kebersamaan ini sebenarnya sudah dirasakan saat dia menjadi Sekretaris Partai Demokrat. Tetapi pada saat dia tidak mengurus partai terjadi hal-hal yang menurutnya diluar akal sehatnya, sehingga dia hanya mampu berdoa, dan bermimpi akan kembali ke dunia politik.
"Tapi tadi siang saya dipercaya menjadi Ketua Dewan Pembina, dan bersama dengan Pak Moeldoko untuk memenangkan pemilu 2024 dan mensukseskan kadernya menjadi presiden," pungkasnya. (Medanbisnisdaily.com).
0 Komentar