Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman, SE, MM dipromosikan menjadi Panglima Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). |
Promosi jabatan Dudung telah dikonfirmasi oleh Pusat Penerangan (Puspen) TNI, Selasa 25/5/2021. Dengan promosi tersebut, pangkat Dudung Abdurachmanpun akan naik jadi Letnan Jenderal atau bintang tiga.
Dudung menggantikan Pangkostrad sebelumnya, Letjend TNI Eko Margiyono. Kini Eko Margiyono dipromosikan sebagai Kasum TNI menggantikan Ganip Warsito yang baru dilantik sebagai Kepala BNPB menggantikan Doni Monardo yang akan memasuki pensiun terhitung mulai tanggal 1 Juni 2021 yang akan datang.
Selama menjabat Pangdam Jaya, Dudung dikenal terdepan dalam mengawal pemerintah RI yang telah memutuskan Front Pembela Islam (FPI) jadi organisasi terlarang.
Pada November 2020 silam, Dudung memerintahkan prajurit Kodam Jaya untuk mengawal dan membantu kepolisian serta Satpol PP menurunkan atribut - atribut FPI serta baliho bernuansa Rizieq Shihab di wilayah Ibu Kota DKI Jakarta. Itu pun termasuk di wilayah Petamburan yang dikenal sebagai markas FPI sejauh ini.
Ketika menurunkan baliho Rizieq Shihab Dudung Abdurachman menyatakan "Ini Negara Hukum, harus taat kepada hukum. Kalau pasang baliho itu sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajak, tempatnya sudah ditentukan. Jangan seenaknya sendiri, seakan - akan dia paling benar, enggak ada itu, ungkap Dudung di Monas, Jakarta Pusat Jum'at 20/11/2020 yang lalu.
Selanjutnya alumni Akmil tahun 1988 ini mengingatkan Rizieq Shihab dan FPI akan ada konsekuensinya jika coba mengganggu persatuan di wilayah Kodam Jaya.
"Jangan coba - coba ganggu persatuan dan kesatuan di Jakarta. Saya Panglimanya. Kalau coba - coba akan saya hajarnya," ungkap Dudung ketika itu.
Kemudian, pada tahun ini, nama Dudung kembali mencuat setelah mengeluarkan ancaman keras terhadap para penagih utang (debt collector) yang kerap beroperasi dengan kekerasan di wilayah Jakarta.
Ketegasan itu dilayangkan Dudung setelah salah satu prajurit Kodam Jaya membantu seorang pengendara yang dikepung segerombolan debt collector di Jakarta Timur.
Sebelumnya Dudung resmi memimpin Kodam Jaya sejak dimutasi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pada 27 Juli 2020. Ia menggantikan Mayjen Eko Margiyono yang dipromosikan jadi Pangkostrad lalu naik pangkat jadi Letnan Jenderal.
Pria kelahiran Bandung Provinsi Jawa Barat ini merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1988, mulanya dikenal sebagai prajurit dari satuan infanteri atau baret hijau.
Sebelum menjabat sebagai Panglima Kodam Jaya, Dudung pernah mengemban sejumlah jabatan di berbagai tingkatan pangkat. Ia diketahui pernah menjabat Dandim 0406/Musi Rawas hingga Dandim 0418/Palembang.
Kemudian pada 2011, Dudung dimutasi dan menjabat sebagai Aspers Kasdam VII/Wirabuana. Setahun berselang, Dudung lantas menduduki jabatan Danrindam II/Sriwijaya.
Setelahnya, Dudung dimutasi menjadi Komandan Detasemen Markas (Dandema) Mabes TNI. Lalu, pada 2015, Dudung menjabat sebagai Wakil Gubernur Akademi Militer.
Satu tahun kemudian, Dudung ditunjuk menjadi Staf Khusus Kepala Staf TNI AD. Posisi tersebut dijabat Dudung selama satu tahun, sebelum akhirnya dimutasi menjadi Waaster KSAD.
Pada 2018, Dudung kembali ke Akademi Militer untuk menjabat sebagai gubernur. Lepas dari jabatan Gubernur Akmil itu, Dudung dipromosikan menjabat sebagai Pangdam Jaya/Jayakarta menggantikan Eko Margiyono yang dipromosi jadi Pangkostrad.
Dengan demikian, sekali lagi Dudung Abdurachman menggantikan posisi yang ditinggalkan seniornya tersebut. (Berbagai Sumber, MH - Fendi Sinabutar).
0 Komentar