Berita Terkini

10/recent/ticker-posts

Ephorus HKBP Pdt Dr Robinson Butarbutar Rancang Konsep Mendirikan HKBP Mart

KONFERENSI: Ephorus HKBP Pdt Dr Robinson Butarbutar (tengah) didampingi istri Sri M Simatupang, Kepala Departemen Diakonia HKBP Pdt Debora Sinaga (dua dari kiri) dan Erlina Pardede dalam Seminar perempuan gereja Asia Tenggara, Rabu (29/9) di gedung Raja Pontas Lumbantobing di Pearaja Tarutung. 

Jambi, MH Perempuan Gereja-gereja di Asia Tenggara mengikuti konferensi semi virtual selama dua hari, 29 - 30 September 2021 yang dibuka Ephorus HKBP, Pdt Dr Robinson Butarbutar dengan tuan rumah Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), dimana peserta yang onsite hadir di Gedung Raja Pontas Lumbantobing di Pearaja Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara. 

Para pemateri dalam konferensi yaitu dari Dalam Negeri Ketua Umum PGI, Pdt Gomar Gultom, MTh, Kepala Departemen Koinonia, Pdt Dr Deonal Sinaga, Ketua Konferensi Perempuan HKBP, Ev Dra Anita Gizela Lubis MBA, MA dan dari Luar Negeri, Mayuko Yasuda PhD, Rev Dr Monica Jyotsna Melanchton.

Konferensi dilakukan guna meningkatan kesadaran kaum perempuan tentang keadilan gender yang dapat diimplementasikan di rumah, gereja dan masyarakat, serta memberdayakan perempuan di tengah Pendemi Covid- 19.

Dalam sesi wawancara dengan wartawan, Ephorus HKBP, Pdt Dr Robinson Butarbutar mengungkapkan Pendemi Covid- 19 sangat berdampak pada kehidupan perempuan, karena perempuanlah yang paling merasakan sebagai tulang punggung pertahanan keluarga.

Pandemi Covid- 19 menurutnya jelas sekali berdampak sangat negatif, bukan hanya dari sisi kesehatan, tetapi juga dari sisi ekonomi. Bahkan sebelum pandemi datang sudah banyak perempuan yang mengalami kesulitan membangun keluarganya, gerejanya dan masyarakat. 

Setelah pandemi semakin dipersulit, karena banyak keluarga yang kehilangan pekerjaan sebagai sumber pendapatan memenuhi kebutuhan keluarga.

Karena itu sebut Ephorus, konferensi perempuan gereja Asia Tenggara sangat relevan dilaksanakan untuk mencari solusi bagaimana Gereja-gereja bersama mitranya membantu perempuan dan anak-anak yang terdampak negatif oleh Covid- 19.

Dikatakan Ephorus bahwa HKBP sebagai lembaga Gereja, bulan Oktober nanti akan melaksanakan rapat mejelis pekerja Sinode. Diharapkan dapat membuat keputusan mendukung program pemberdayaan perempuan. 

"Inilah pentinganya konferensi ini dilakukan untuk mengumpulkan pemikiran-pemikiran agar dibuatkan sebagai program memberdayakan perempuan menghadapi dampak negatif Covid- 19," ungkapnya.

Dituturkan Ephorus, potensi perempuan sangat besar dalam membangun keluarga. Hal ini dapat dilihat misalnya dalam kegiatan Gereja, dimana yang aktif adalah 85 persen perempuan. 

Karenanya potensi ini harus diberdayakan dengan melakukan penguatan perempuan untuk menghadapi dampak negatif Pendemi Covid- 19, ujarnya.

Dalam hal penguatan perempuan ini katanya, HKBP merancang konsep mendirikan "HKBP Mart" melalui aplikasi digital. HKBP Mart ini nantinya, perempuan punya akses jejaring sehingga dapat berinteraksi dengan yang lainnya membantu mengatasi kesulitan sebagi dampak Covid- 19.

Untuk itu Ephorus HKBP mengajak perempuan-perempuan Gereja memanfaatkan jejaring digital untuk mengatasi dampak negatif ekonomi yang diakibatkan pendemi Covid-19. "Era digital ini harus dimanfaatkan karena dapat terkoneksi satu sama lain, sehingga dapat saling membantu," ujarnya.

Menimpali pernyatan Ephorus HKBP tersebut, Kepala Departemen Diakonia HKBP, Pdt Debora Sinaga menyebutkan, HKBP Mart sebagai salah satu solusi dimana perempuan dan warga jemaat menggeluti pertanian dan industri rumah tangga berupa souvenir, dapat menjual hasil produknya melalui HKBP Mart.

"Kita harus melakukan pelatihan kepada perempuan untuk tingkat grass root level. Sehingga dengan pelatihan tersebut, mereka semakin berdaya dan mengetahui potensinya serta dapat mengembangkan potensi tersebut," jelasnya.

Selanjutnya Pdt Debora Sinaga menuturkan, pengembangan potensi ini dapat terwujud apabila dilaksanakan secara bersama-sama dan bahu membahu oleh perempuan dan laki-laki, sebagaimana yang dikatakan kesetaraan gender dan berkeadilan gender. (Berbagai Sumber, MH - Fendi Sinabutar).

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar