Berita Terkini

10/recent/ticker-posts

Mengenal Lebih Dekat Sang Bocah Nono Asal NTT Pemenang Kompetisi Matematika Internasional

Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay (Nono) bersama Viktor Bungtilu Laiskodat Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

JAMBI, MH - Nama Nono asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang lagi viral dibicarakan usai menjuarai lomba Matematika Internasional Abacus World Competition tingkat dunia.

Nama lengkap Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay mengharumkan Indonesia dengan prestasinya menyabet juara pertama International Abacus World Competition 2022.

Nono adalah murid SD yang berusia sekitar 8 tahun, ia bersekolah di SD Inpres Buraen 2 Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sekolah ini merupakan sebuah Yayasan Pendidikan Astra - Michael D Ruslim (YPA - MDR).

Nono berhasil menyingkirkan 7.000 peserta lainnya dari berbagai Negara dalam kompetisi matematika dan sempoa tingkat dunia.

Bocah yang akrab disapa Nono itu adalah satu - satunya siswa asal Indonesia. Lalu, siapa Nono? Mari kita mengenalnya sekilas.

Nono lahir di Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, NTT, pada 2 April 2015. Ia lahir dari pasangan Raflim Meo Tnunai dan Nuryati Seran. 

Sang ayah bekerja serabutan, dulunya kuli atau tukang bangunan. Sedangkan sang ibu merupakan guru dengan status kontrak.

Sejak kecil, Nono dikenal super aktif. Meski ia gemar bermain dengan teman - temannya, namun Nono tak menanggalkan kewajibannya belajar, membaca dan menulis.

"Dia sejak kecil itu sangat aktif, suka lari sana - sini, bermain dengan teman - teman," ungkap Nuryati sang ibu yang juga mengajar Matematika di sekolah Nono

Nono sudah bisa berbicara lancar saat usia satu tahun. Saat berusia lima tahun dan duduk di Paud Tunas Belia, ia sudah bisa membaca. Bahkan ia mengikuti kursus bahasa Inggris setiap pekan.

PT Eldivo Tunas Arta (ETA) Rute Jambi - Pematang Siantar dan Pematang Siantar - Jambi Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).

"Dia ini baru usia satu tahun sudah aktif berbicara. Saat masuk Paud dia sangat pintar. Bahkan, minta untuk ikut kursus bahasa Inggris," cerita Nuryati.

Sebetulnya, ujar  Nuryati, kondisi ekonomi yang pas-pasan, bahkan tak stabil membuatnya sulit memberi pendidikan lebih kepada Nono. Tetapi, kemauan Nono keras.

"Rasa ingin tahu Nono sangat tinggi. Jadi, dia paksa kami harus ikut kursus. Beli buku bacaan. Terpaksa kami turuti saja kemauannya biar semangat belajar tidak redup," ungkap  Nuryati.

"Saya bercita - cita ingin menjadi seperti Elon Musk, kerena mampu menciptakan pesawat tercepat dan mobil listrik tercepat," ungkap Nono pada Jumat, 20 Januari 2023.

Keberhasilan bocah ini membuat bangga kedua orang tuanya yang hidup sederhana di desa. Ayahnya bekerja sebagai petani dan tukang bangunan, sedangkan ibunya bekerja sebagai guru SD kontrak. 

Nono merupakan bocah dengan tingkat kecerdasan di atas rata - rata karena mampu menghitung dengan cepat tanpa harus menggunakan alat hitung atau kalkulator, cukup dengan memperagakan jari - jarinya.

Dalam keseharian hidupnya, Nono yang merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara ini sudah diajarkan disiplin oleh orang tuanya. Setiap hari, dia bangun pukul 5 pagi. Setelah itu dia belajar dan sarapan lalu bersiap pergi ke sekolah. "Diawali dengan doa sebelum berangkat sekolah," ujarnya.

Setiap harinya Nono selalu diantar ayahnya dengan motor ke sekolah dengan jarak dari rumah ke sekolah sejauh kurang lebih 4 kilometer.

Ibunda Nono, Nurhayati Seran, mengaku anaknya Nono sudah mulai terlihat kecerdasannya sejak kecil, karena mempunyai daya ingat yang kuat dan selalu bertanya tentang sesuatu hal yang ingin diketahui. "Dari kecil selalu bertanya ini dan itu dan akan selalu diingatnya," tutur Nurhayati.

Dalam kompetisi tingkat dunia Abacus Brain Gym 2022, Nono merupakan putra asal NTT yang pertama membawa Indonesia meraih peringkat pertama dalam sejarah berdirinya kompetisi tingkat dunia Abacus Brain Gym sejak tahun 2003 silam.

Pada kompetisi itu Nono berhasil menyelesaikan 15.201 file. Dalam 1 file, ada 10 soal jadi total soal yang berhasil dikerjakan Nono dalam jangka waktu satu tahun sebanyak 152.010 soal yang diujikan dalam bentuk virtual dan lisan dalam bahasa Inggris.

Sedangkan posisi ke dua diduduki peserta dari Qatar yang mengerjakan 7.502 file atau 75.020 soal hanya setengah bagian dari soal yang berhasil dikerjakan Nono sementara peringkat ke tiga dari Amerika Serikat yang mengerjakan 6.138 File atau 61.380 soal.

Atas prestasinya Nono berhasi mendapatkan hadiah berupa piala, sertifikat dan hadiah uang tunai sebesar 200 dolar AS.

Perolehan prestasi Caesar Archangels tersebut juga diapresiasi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Bupati Kupang Korinus Masneno. Keduanya memberikan penghargaan langsung kepada Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay dengan nama panggilan Nono itu di Kupang.

Viktor mengatakan banyak anak terlahir dari latar belakang biasa tetapi menjadi luar biasa dan berhasil dibanding anak - anak yang hanya cerdas di lembaga pendidikan saja. Nono, ujar Viktor merupakan contoh anak yang berhasil. 

"Saya senang dan bangga melihat anak Nono. Nono membuat bangga NTT ini tentu tak lepas dari peran guru," ujarnya dilansir dari akun Instagram @viktorbungtilulaiskodat. (Berbagai Sumber, MH - Fendi Sinabutar).

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar