Pj Gubernur Provinsi Sumtera Utara Hasanuddin Naik Becak Bersama Bupati/Wali Kota. |
Rombongan
bergerak ke lokasi pembukaan Musrenbang dari Rumah Dinas Gubernur di Jalan
Jenderal Sudirman, Medan. Becak motor merupakan kendaraan khas Provinsi Sumatera
Utara. Sebab itu, betor dipilih sebagai kendaraan yang membawa Pj Gubernur
Sumut bersama rombongan.
"Becak ini kan di seluruh Sumut ada, rata-rata punya ya,
jadi ini juga kita tunjukkan pada semuanya, becak inilah kendaraan khas
Sumut," ungkap Pj Gubernur Sumut Hassanudin usai pembukaan Musrenbang,
Jumat (8/3/2024).
Selain itu, becak juga merepresentasikan transportasi umum masyarakat
Sumut. Becak diartikan sebagai harapan masyarakat akan pembangunan Sumut.
Karena itu becak juga digunakan sebagai kendaraan yang membawa rombongan kepala
daerah menuju lokasi Musrenbang.
Hassanudin pun mengharapkan, Musrenbang dapat membawa kesepahaman
seluruh pemegang kebijakan di Sumut, terutama mengenai arah pembangunan yang
akan dilakukan. Pembangunan Sumut tidak akan terwujud tanpa sinergi seluruh
pemangku kebijakan.
"Sumut ini banyak potensinya, dari Musrenbang ini kita
samakan pemahaman arah pembangunan kita, namun dengan tetap menyesuaikan
potensi, kekhasan dan kebutuhan daerah masing-masing, kita ini mewujudkan
pembangunan tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, kita menyadari pembangunan
yang tersinkronisasi sangat efektif," ujar Jenderal Bintang dua ini.
Sebelum memasuki acara Musrenbang, Pj Gubernur bersama para
kepala daerah yang hadir sarapan bersama di Aula Tengku Rizal Nurdin. Sarapan
pagi sebelum pembukaan Musrenbang merupakan tradisi yang kerap dilakukan.
Sarapan pagi bersama menunjukkan kekompakan seluruh pemegang
kebijakan mulai dari Gubernur hingga Bupati/Wali Kota se- Provinsi Sumut.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut Arief S Trinugroho yang juga
menaiki becak mengatakan, sarapan pagi bersama menunjukkan kekompakan seluruh
kepala daerah yang masing-masing bertujuan menyejahterakan rakyatnya.
"Kita harapkan Musrenbang ini dapat menghasilkan
perencanaan pembangunan yang tersinkronisasi antar daerah, sehingga pembangunan
berjalan beriringan tanpa meninggalkan satu sama lain," ujar Arief yang
saat itu mengenakan pakaian adat Melayu. (Berbagai Sumber, MH/J24/S24/Fendi Sinabutar).
0 Komentar