![]() |
Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste. |
Berbagai daerah konflik pernah ia datangi, seperti Irak dan Kuwait. Melansir dari tayangan youtube VOA Indonesia, Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste berasal dari Sumatera Utara. Ia merupakan lulusan Fakultas Hukum USU jurusan Perdagangan Internasional. Setelah lulus kuliah, Rosita Aruan sempat bekerja di beberapa perusahaan yang ada di Jakarta.
Namun, pada tahun 2000, ia menikah dengan warga negara Amerika Serikat. Kebetulan suaminya itu adalah seorang tentara. Karena tugas suaminya, Rosita Aruan Baptiste kemudian ikut ke AS pada September 2000. Sampai di Negeri Paman Sam tersebut.
Cinta yang membawa saya ke Amerika Serikat, ujar Rosita Aruan. Setelah bermukim di Negeri Adi Kuasa tersebut Rosita Aruan sempat ingin bekerja sebagai wartawan. Kebetulan, ia pernah menjadi wartawan Warta Ekonomi di Indonesia tahun 1997.
Klik: Jambi24jam.com&Sumatera24jam.com
"Kebetulan itu pekerjaan yang saya suka," kata Rosita Aruan, seperti dikutip dari podcast YouTube VOA Indonesia, Senin (3/2/2025). Sayangnya, keinginannya itu pun pupus lantaran ia belum punya pengalaman kerja di Indonesia. Dan setiap melamar menjadi Wartawan dia selalu ditanya pengalaman wartawan di Amerika, pada hal Rosita belum beraoa lama di Amerika. Namun hal itu tak membuatnya patah arang.
Rosita Aruan kemudian melamar bekerja di perusahaan makanan cepat saji, Burger King. Di sana ia bertugas sebagai kasir. Jadi kasir selama tiga bulan, dengan gaji 6 dollar 25 sen," ungkap Rosita mengenang pengalamannya. Selama bekerja sebagai kasir, ia tidak hanya melayani pembeli saja, tapi juga ikut membersihkan meja dan sisa makanan pelanggan.
Bahkan, ia pernah membersihkan WC Burger King, meski dirinya bertugas sebagai kasir. Saya nangis, saya bilang sama ibu saya di Jakarta, enggak kebayang saya ke Amerika Serikat bersihkan WC," ujar Rosita Aruan. Namun, semua hal itu tak membuatnya patah arang. Rosita tetap bekerja keras, hingga akhirnya ia melihat peluang untuk menjadi tentara AS. Untuk lolos sebagai tentara AS, Rosita harus dua kali ikut ujian.
![]() |
PT Eldivo Tunas Arta (ETA) Rute Jambi-Pematangsiantar dan Pematangsiantar-Jambi Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). |
Pasalnya, pada ujian pertama ia dinyatakan gagal. "Kemudian saya tanya berapa lama lagi (bisa ikut ujian kedua). Mereka bilang 30 hari (baru bisa ikut ujian ulang kedua)," ungkap Rosita. Selama 30 hari, Rosita Aruan tak henti-hentinya belajar. Ia kemudian ikut ujian kedua dan dinyatakan lolos. Meski memiliki tinggi badan hanya 149 sentimeter, nyatanya pasukan AS tidak melihat hal itu sebagai masalah besar.
Menurut Rosita, yang dibutuhkan pasukan AS adalah kemampuan yang dimiliki calon pasukannya. Mereka murni melihat apa kemampuan yang dimiliki calon pasukan, sehingga dapat diterima di militer AS. Meski memiliki tinggi badan hanya 149 sentimeter, nyatanya pasukan AS tidak melihat hal itu sebagai masalah besar.
Setelah lulus sebagai tentara Ameria Serikat (AS) Rosita Aruan mendapat penawaran untuk penempatan kerja. Yang pertama sebagai montir atau mekanik, yang ke dua sebagai sopir dan ke tiga sebagai tukang madak atau koki.
"Saya pilihnya mekanik. Padahal saya cewek," kata Rosita tersenyum. Sejak saat itu, Rosita kemudian disekolahkan hingga ke Jerman. Ia pun mulai aktif berdinas di militer AS, hingga berangkat ke berbagai wilayah seperti Kuwait dan Irak.
Masih dalam tayangan yang sama, Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste ternyata pernah bercita-cita ingin jadi polisi wanita (Polwan) di Indonesia. Namun, karena tinggi badannya tidak mencukupi, Rosita pun mengubur mimpinya. "Ada jodoh ingin keinginan jadi Polwan, dari segi tinggi badan saya sudah distop," katanya.
Tidak hanya itu, Rosita juga sempat berkeinginan menjadi jaksa. Namun, masalah tinggi badan menghalanginya untuk menggapai cita-cita tersebut. Kan, jaksa di Indonesia harus tinggi tertentu lho. Dengar-dengar begitu," ujar Rosita.
Meski mimpinya itu tak terwujud di Indonesia, ibu satu anak ini akhirnya bisa menjadi tentara di Amerika Serikat. Bahkan, pangkatnya sekarang sudah Letnan Kolonel (Letkol). Ia memiliki ratusan pasukan ketika masih aktif berdinas di lapangan.
Selama bertugas sebagai tentara AS, Rosita Aruan punya pengalaman yang tak bisa ia lupakan. Ketika menjalani pendidikan dan tugas di Irak, ia nyaris terkena tembakan. Saat itu dirinya berada di sebuah kelas untuk belajar.
Namun, di luar ruangan, terdengar suara rentetan tembakan. Rosita Aruan Baptiste yang hendak memasang plugin laptop kemudian menundukkan kepala. Di saat bersamaan, peluru melesat melewati kepalanya. Jika saja Rosita saat itu tidak menunduk, maka kepalanya terkena peluru tersebut. "Waktu itu blank," katanya, sambil mengenang.
Ia pun pernah ketiduran sambil duduk memegang senjata. Hal itu dilakukan saat dirinya mendapat tugas untuk berjaga. Kini, Rosita tak lagi bertugas di wilayah konflik. Ia sudah ditarik dari lapangan, dan sekarang tengah fokus berdinas biasa dan mengurus keluarga. (Sumber VOA Indonesia, MH/J24/S24/Fendi Sinabutar).
0 Komentar