Berita Terkini

10/recent/ticker-posts

Kapolri Promosikan Film 22 Menit di HUT ke-72 Polri

Jokowi Ucapkan Terima Kasih ke Anggota Polri Jaga Ketertiban Pilkada
Presiden Jokowi saat menjadi inspektur upacara di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (10/7/2018). Foto Detik.com
Jakarta, MH-Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyelipkan promosi film layar lebar di akhir sambutannya di HUT ke-72 Polri. Film itu berjudul 22 Menit, yang mengisahkan tentang tragedi bom Thamrin.

“Pada tanggal 19 Juli 2018, akan mulai ditayangkan secara serentak di seluruh jaringan bioskop XXI di tanah air, film dengan judul 22 Menit," kata Tito di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (11/7/2018).

“Film drama action ini diinspirasi dari kisah nyata aksi teror di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, pada tanggal 14 Januari 2016," sambung Tito.

Dia berharap film ini dapat memberi pesan bagi masyarakat tentang bahaya terorisme. Lewat film ini, lanjut Tito, Polri berharap masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan kebersamaan dalam menghadapi kejahatan terorisme.

“Melalui film ini Polri hendak menyampaikan pesan kepada masyarakat tentang bahaya terorisme, sekaligus mengajak seluruh elemen untuk meningkatkan kewaspadaan dan kebersamaan dalam penanggulangan terorisme di Indonesia," ujar Tito. 

Kepercayaan Publik Naik Jadi 82,9%

Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga memamerkan keberhasilan program promoter kepada Presiden Joko Widodo. Tito mengatakan program promoter menggaet 82,9 persen kepercayaan publik.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
“Berbagai upaya perbaikan yang dilaksanakan oleh Polri melalui program promoter telah memberikan dampak positif yang sangat signifikan. Sebagai tindak lanjut dari program reformasi internal yang telah dilaksanakan sebelumnya, program promoter dibangun melalui pendekatan profesionalisme dan modernisasi guna meraih kepercayaan publik," kata Tito kepada Presiden Joko Widodo dan seluruh hadirin di acara Syukuran HUT Polri ke-72, Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (11/7/2018).

Tito menjelaskan promoter fokus pada tiga kebijakan utama yaitu perbaikan budaya, kinerja, dan manajemem media di internal Polri. Perbaikan budaya termasuk menekan budaya koruptif.

“Peningkatan kinerja diwujudkan melalui peningkatan kualitas pelayanan publik, profesionalisme dalam penegakan hukum, dan pemeliharaan stabilitas kamtibmas secara optimal. Perbaikan kultur diwujudkan dengan menekan budaya koruptif, menghilangkan arogansi kekuasaan, dan menekan kekerasan eksesif," ujar Tito.


“Sedangkan manajemen media dilaksanakan pada media konvensional dan media sosial dengan mengangkat prestasi prestasi Polri dan menetralisir berita negatif, termasuk hoax," sambung Tito.

Tito mengklaim dua tahun penerapan promoter, kepercayaan publik terhadap Polri terus menanjak. Tito menyebut hasil survei terakhir menunjukkan kepercayaan masyarakat kepada Polri pada angka 82,9 persen.

“Kini berdasarkan hasil survei yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga, telah berada pada tiga besar lembaga dengan kepercayaan publik terbaik," ucap Tito.

Tito kemudian menjabarkan survei terhadap Polri sejak awal dirinya menjabat sebagai Kapolri. Survei tersebut dimulai 2016 lalu.

“Pada survei yang dilaksanakan Litbang Kompas pada akhir Juni 2016, menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap Polri hanya 63,2%. Setelah satu tahun pelaksanaan program promoter, survei Populi Center pada Agustus 2017 menunjukkan adanya perbaikan kinerja Polri, di mana 67,6% responden puas dengan kinerja Polri," terang Tito.

“Selanjutnya survei Litbang Kompas pada Oktober 2017 menempatkan Polri sebagai lembaga yang dipercaya rangking ketiga teratas dengan tingkat kepuasan 70,2%," imbuh dia.

Tahun ini hasil survei dua lembaga, lanjut Tito, Alvara Research pada Mei dan Litbang Kompas pada Juni lalu, menunjukkan tren kenaikan persentase kepuasan dan kepercayaan publik terhadap Polri.

"Survei yang dilaksanakan Alvara Research Center pada Mei 2018, tingkat kepercayaan publik terhadap Polri menurut riset ini mencapai 78,8%. Dan yang terakhir Survey Litbang Kompas pada Juni 2018 menunjukkan kepercayaan publik terhadap Polri mencapai 82,9%," jelas Tito.

Tito melanjutkan survei sebuah lembaga bertaraf internasional dari Amerika, The Gallup Organization, juga menempatkan Indonesia sebagai negara teraman ke-9 dari 142 negara di dunia.

“Hasil survei tidak hanya datang dari dalam negeri, namun juga dari dunia internasional. The Gallup Organization, sebuah Iembaga survei papan atas yang berbasis di Amerika Serikat, melalui 2018 Global Law and Order Survey mengungkap bahwa Indonesia berada pada peringkat ke-9 negara teraman," tutur Tito.

Jokowi Ucapkan Terima Kasih

Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan selamat HUT ke-72 Bhayangkara. Jokowi berterima kasih kepada anggota Polri yang menjaga ketertiban selama Ramadan dan Pilkada.
Presiden Jokowi saat menjadi inspektur upacara di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (10/7/2018). Foto Detik.com
“Saya apresiasi jaga ketertiban sehingga umat Islam menjalankan ibadah di bulan Ramadan. Para anggota di jalanan yang bertugas selama mudik. Yang bekerja keras dalam penyelenggaraan Pilkada di 171 daerah bisa berjalan dengan aman dan tertib," ujar Jokowi saat menjadi inspektur upacara di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (10/7/2018).

Jokowi turut menyampaikan kabar baik kepada anggota Polri bahwa Indonesia masuk 10 besar negara teraman di dunia. Menurut Jokowi, Polri berkontribusi atas prestasi itu.

“Pada peringatan hari ke-72 Bhayangkara, kita dapat kabar baik dari Global Law and Order yang menempatkan Indonesia ke dalam 10 negara teraman di dunia. Sebuah capaian yang membangkan kita semua yang harus dijaga dan dipertahankan, hasil kerja elemen bangsa tentu ada kerja keras pengabdian dan dedikasi Polri," ujarnya.

Atas pencapaian itu, Jokowi meminta Polri tidak berpuas diri. Sebab, masih ada tantangan yang menanti ke depannya.

“Saya ingatkan tidak cepat puas diri ke depan akan semakin kompleks, tuntutan rakyat semakin meningkat, dunia terus berubah bergerak membawa ancaman baru situasi keamanan, era digital Polri harus mampu antisipasi tindak kejahatan makin beragam, memanfaatkan kemajuan IT," ucap Jokowi.

Buang Budaya Koruptif

Jokowi juga memberikan lima instruksi untuk meningkatkan kinerja Polri. Salah satunya, Jokowi meminta anggota Polri menjauhi budaya koruptif.

“Buang budaya koruptif, hindari tindakan yang berlebihan dan tingkatkan kepercayaan publik," ujar Jokowi saat menjadi inspektur upacara HUT ke-72 Bhayangkara di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (11/7/2018).

Jokowi berpesan kepada anggota Polri tetap mengedepankan langkah humanis. Begitu juga meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan TNI.

“Kedepankan langkah pencegahan dan humanis dalam menangani persoalan sosial. Tingkatkan komunikasi, koordinasi dengan TNI dan semua elemen bngsa dan masyarakat dalam menjalankan tugas," paparnya.

Pesan berikutnya adalah Polri diminta meningkatkan soliditas internal di lembaga. “Mantabkan soliditas internal dan profesional Polri untuk menumbuhkan dan perkokoh semangat kebersamaan menghadapi tantangan kompleks. Lakukan perbaikan kelemahan yang ada, terutama penegakan hukum harus transparan," kata Jokowi.

Jokowi juga menjelaskan, tugas besar menanti Polri dalam waktu dekat ini karena Indonesia menyambut Asian Games, Pertemuan IMF-World Bank hingga Pemilu 2019. Oleh sebab itu, keamanan harus semakin ditingkatkan.

“Tugas besar rangkaian Pileg dan Pilpres semakin dekat, pengamanan natal dan tahun baru, agenda internasional seperti Asian Games ke-18 dan Asian Para Games dan pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia perlu langkah antisipatif, perencanaan detail dan matang agar potensi kerawanan bisa dicegah," urainya.(MH)

Sumber: Detik.com 

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar