Birgaldo Sinaga. |
Jakarta, MH-Banyak inbox yang mengajak saja memimpin gerakan golput. Mereka tahu saya kecewa pada pilihan Jokowi yang memilih MA yang notabenenya orang yang tanda tangannya mengirim Ahok ke penjara.
Saya kecewa. Saya tidak sepemikiran. Saya berbeda. Itu ekspresi akal sehat dan nurani saya. Saya tidak mau dalam soal akal sehat dan nurani ikut terombang ambingkan dengan ombak besar. Ombak yang menggulung.
Saya petarung. Petarung sesungguhnya. Ayah saya prajurit. Dalam dada prajurit maka sumpah prajurit itu adalah pembuluh darahnya.
Saya tahu apa itu kompromi. Saya tahu apa itu musyawarah demi kondusifitas dan kesejukan distribusi kekuasaan. Semua itu tidak bisa saya nihilkan dalam proses pencarian siapa cawapres Jokowi.
Jokowi pribadi bukanlah Dewa Zeus yang dalam mitologi Yunani bisa mengirim Herkules ke bumi. Ia bagian dari kendaraan besar yang komponen mesinnya ditentukan oleh penumpang lainnya.
Pilihan Jokowi saya mengerti. Memilih ditinggal penumpang yang punya mesin atau berkompromi dengan semua penumpang siapa yang menjadi co drivernya di depan kemudi.
Saya memahami itu.
Dalam pikiran luas, tubrukan pragmatisme dan jalan lurus soal definisi kepemimpinan, kebangsaan, kenegaraan dan cita-cita Republik Indonesia sulit dihindari. Tapi setidaknya pikiran dan suara saya harus saya suarakan di tengah gulungan ombak hingar bingar tukar guling kekuasaan.
Saya hanya berpikir terburuk. Wapres itu disediakan oleh konstitusi untuk menjamin pemerintahan tetap ada ketika Sang Presiden berhalangan tetap. Bagaimana Indonesia tanpa Jokowi yang menyisakan Maruf Amin saja? Pertaruhan apa yang bisa kita taruh di atas meja bernama Indonesia kita ini?
Teman2 yang kecewa lalu mengajak saya memimpin gerakan Golput, saya mau bilang kalian keliru mengenal saya. Saya memang kecewa tapi golput adalah pengkhiatan. Dalam pertarungan soal bangsa dan negara memilih yang buruk dari pilihan terburuk adalah sikap patriot.
Sementara itu, mengutip TEMPO.CO, Kuasa Hukum Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yaitu Fifi Lety
Indra, mengirimkan petikan dari bunyi salah satu ayat dalam Alkitab
saat ditanya soal tanggapan Ahok terkait dengan keputusan Joko Widodo
atau Jokowi yang akhirnya memilih Ketua Majelis Utama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin sebagai wakilnya dalam pemilihan presiden 2019.
"Lukas 6:27-28. Konteks: Kasihilah musuhmu. 6:27: Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu 1 , berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; b 6:28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu," tulis Fifi, yang juga adik Ahok, dalam pesan singkat, Jumat, 10 Agustus 2018.
"Lukas 6:27-28. Konteks: Kasihilah musuhmu. 6:27: Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu 1 , berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; b 6:28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu," tulis Fifi, yang juga adik Ahok, dalam pesan singkat, Jumat, 10 Agustus 2018.
Saya kecewa pada Jokowi tapi saya akan vote Jokowi pada pilpres nanti. Salam perjuangan penuh cinta. Birgaldo Sinaga.(*)
0 Komentar