Berita Terkini

10/recent/ticker-posts

Ulos Terpanjang Di Dunia , Diarak Keliling Pusuk Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

Ulos sepanjang 700 meter diarak keliling Pusuk Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara.

JAMBI, MH - Ratusan warga dari Pemuda Pancasila (PP) dan Pemuda Batak Bersatu (PBB) bersama anak sekolah Tingkat SMA dibantu Polres Kabupaten Samosir membentangkan ulos jenis “Sadum” sepanjang 700 meter dan diarak melewati beberapa perkampungan atau Desa keliling Pusuk Buhit sejauh 32 kilometer di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir . 17 Okt 2022.

Ulos sepanjang 700 meter itu akan tercatat sebagai ulos terpanjang di dunia. Bahkan bisa memecahkan rekor baru mengalahkan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang sebelumnya sepanjang 500 meter.

Arak - arak ulos tersebut digelar saat acara "Hari Ulos Nasional" di Perkampungan si Raja Batak di Sigulatti, Kecamatan Sianjur Mula - Mula, Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara, Senin (17/10/2022).

Sebelum ulos diarak Panitia poto bersama.

Pasalnya Tanggal 17 Oktober 2022 diperingati sebagai Hari Ulos Nasional. Hal tersebut berawal dari ditetapkannya Ulos atau Kain tradisional khas Suku Batak, Sumatera Utara sebagai satu di antara warisan budaya tak benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 17 Oktober 2014 silam.

Bahkan ulos juga ingin diusulkan menjadi warisan budaya tak benda dunia ke United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). Ternyata ulos terpanjang di dunia itu dikerjakan secara singkat dan profesional oleh 5 orang penenun dari tim Kyan Ulos asal Kota Pematang Siantar selama 5 minggu.

Bahkan pembuatannya diketahui dilakukan dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) secara singkat. Dengan bahan yang digunakan berupa benang tanpa terputus sepanjang 700 meter.


Owner Kyan Ulos Siantar, Fony Sitanggang mengatakan durasi pembuatan ulos tersebut dilakukan secara singkat dan hanya menggunakan waktu selama 5 minggu dan ternyata dapat terealisasi dengan sukses sepanjang 700 meter lebih.

Wanita penerima penghargaan Siddhakarya Tingkat Provinsi Sumatera Utara dan Paramakarya Tingkat Nasional ini menjelaskan bahwa selain ingin melestarikan ulos sebagai warisan budaya Indonesia, pastinya, hal ini bisa meningkatkan ekonomi para penenun. Khususnya para ibu rumah tangga yang bisa membantu perekonomian keluarganya.

“Waktu pembuatan ulos ini hanya 5 Minggu menggunakan tenaga profesional,” kata Fony Sitanggang. Menurut Fony bahwa ulos memiliki makna yang sangat tinggi nilainya dan tidak dapat dipisahkan dari siklus kehidupan orang Batak. Mulai dari masih di dalam kandungan, saat kelahiran, menikah dan pada saatnya dipanggil kembali oleh Sang Maha Kuasa.

Sekedar diketahui Kyan Ulos merupakan UKM yang bergerak dibidang tenun ulos hingga butik bernuansa budaya Batak pertama di Pematang Siantar, mulai dari jas, kemeja hingga asesoris bernuansa ulos Batak.

PT Eldivo Tunas Arta (ETA) Jambi - Pematang Siantar dan Pematang Siantar - Jambi Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).

Sementara Ketua Panitia Peringatan Hari Ulos, Sinta Mauly Agnes Tamba, SH, M.Kn mengatakan tujuan dari kegiatan tersebut untuk menggali nilai - nilai Budaya Batak.

“Hari ini kita melakukan arak - arakan ulos sepanjang 700 meter yang dibuat Kyan Ulos dari Siantar. Ulos ini dibawa keliling Pusuk Buhit sejauh 32 km. Kegiatan ini mendapat dukungan berbagai pihak mulai dari OKP Pemuda Pancasila dan PBB dan anak SMA dibantu Polres Samosir” terangnya.

Sehingga Sinta Mauly sangat mengapresiasi Kyan Ulos yang telah berhasil menyiapkan ulos terpanjang di dunia tersebut. Ulos 700 meter ini sudah terdaftar di MURI. 

Namun hari ini kita masih fokus diacaranya ini. Rencanya program kedua, baru fokus ke MURI karena ada beberapa hal yang dilengkapi. Yang jelas kita sudah terdaftar,” bebernya.

Menurutnya selain melestarikaan Budaya Batak kegiatan tersebut juga untuk meminta kepada Pemerintah agar 17 Oktober setiap tahunnya dijadikan sebagai Hari Ulos Nasional. Serta ulos juga diusulkan agar menjadi warisan budaya tak benda dunia ke UNESCO.

Juga disampaikan Ketua Yayasan Pusuk Buhit Efendy Naibaho bahwa Yayasan Pusuk Buhit sudah pernah menyurati Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan beberapa lembaga terkait agar 17 Oktober dijadikan sebagai Hari Ulos Nasional.


"Memang kita pun tak tahu kapan Ulos pertama sekali ada di Tanah Batak. Penetapan 17 Oktober itu kita ajukan sebagai Hari Ulos karena di hari itu ada keputusan pemerintah menetapkan 7 warisan budaya tak benda sebagai warisan budaya termasuk Ulos, kata Efendy Naibaho.

Efendy Naibaho juga menyatakan, mengapa hari ulos penting ditetapkan sebagai Hari Ulos Nasional, agar di hari itu, sekolah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan yang lainnya, bisa merayakannya.

Penasehat PAC PBB Sianjur Mula - Mula, M Limbong didampingi Ketua Fredys M Limbong mengaresiasi dan sangat mendukung digelarnya kegiatan Hari Ulos Nasional yang diarak keliling Pusuk Buhit.

“Kami dari PAC PPB Sianjur Mula - Mula sangat mendukung dan sangat bangga dengan digelar kegiatan ini,” ujarnya. (Berbagai Sumber, MH - Fendi Sinabutar).

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar