Berita Terkini

10/recent/ticker-posts

Aek Sipaulak Hosa Peninggalan Nilai - Nilai Unggul Raja Silahisabungan

Kanan: Aek Sipaulak Hosa di Bukit Silalahi I Kec Silahisabungan Kab Dairi Provinsi Sumatera Utara. (Poto, Minggu 1 Januari 2023).

JAMBI, MH -  Aek Sipaulak Hosa merupakan salah satu situs budaya yang sampai saat ini terawat dan terjaga keberadaannya. Para wisatawan yang berkunjung bisa mengambil air dari pancuran lalu meminumnya langsung untuk melepas dahaga. Aek Sipaulak Hosa tersebut berada di pebukitan Lae Pondom atau Bukit Silalahi I Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara.

Aek Sipaulak Hosa merupakan salah satu tempat sakral yang banyak diminati pengunjung, tempat ini sangat indah yang langsung berhadapan dengan Tao Silalahi, sejauh mata memandang dari Bukit Lae Pondom ke Danau Toba begitu indah bak lukisan alam dari langit.

Aek Sipaulak Hosa ini adalah merupakan  "Peninggalan Nilai - Nilai Unggul Raja Silahisabungan". Awal mula terjadinya Aek Sipaulak Hosa, adalah ketika Raja Silahisabungan bersama istrinya Pinggan Matio boru Padang Batanghari berangkat menuju kampung mertua Padang Batanghari ke daerah Balna Dairi untuk melepas rindu sekaligus bersilaturahmi.

PT Eldivo Tunas Arta (ETA) Rute Jambi - Pematang Siantar dan Pematang Siantar - Jambi Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).

Raja Silahisabungan bersama istri Pinggan Matio berangkat dari Silalahi Nabolak Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara menelusuri jalan demi jalan dengan berjalan kaki tanpa mengenal lelah dengan penuh semangat agar cepat sampai di kampung kelahiran Pinggan Matio, dibalik Bukit Lae Pondom. 

Dari Silalahi Nabolak menuju daerah Balna Dairi menemui pebukitan yang terjal dengan pepohonan yang rindang, namun hal ini tidak menyurutkan semangat dan niat Raja Silahisabungan dan istri Pinggan Matio agar tetap sampai di daerah Balna Dairi.

Namun di tengah - tengah perjalanan Pinggan Matio merasa haus, letih dan capek seakan kehilangan tenaga. Pinggan Matio saat itu sedang mengandung anak pertama Loho Raja, jadi dapat dibayangkan bagaimana keadaan dan susah payahnya Pinggan Matio menaiki bukit saat itu.

Kondisi Pinggan Matio yang sangat lelah kemudian diungkapkan dalam senandung yang sedih. Sudah lelah aku membawa karunia Mulajadi Nabolon dan rasa dahaga tidak ada yang mengobati. Air Danau Toba nyata dekat di depan mata, tetapi tangan tak sampai untuk menggapai. 

Di saat itu Pinggan Matio dari atas Bukit Silalahi I memandang ke bawah betapa air Danau Toba begitu jernih dan segar untuk dapat di minum, namun apadaya hanya memandang yang dapat.

Selanjutnya Pinggan Matio menyatakan dalam senandungnya mungkinkah aku akan sampai ke rumah ayahku yang telah membesarkanku dan ke tempat ibuku  yang mengandungku?. 

Mendengar senandung yang sedih dari istrinya Raja Silahisabunganpun sadar bahwa di tengah - tengah gunung tidak ada sumber air, untuk itu Raja Silahisabungan merasa ibah sehingga meminta Pinggan Matio istrinya untuk duduk menunggu dan istirahat.

Dengan penuh keyakinan Raja Silahisabungan berdoa kepada Mulajadi Nabolon untuk meminta air, setelah berdoa Raja Silahisabunganpun menancapkan tongkatnya ke dinding batu terjal yang besar di gunung tersebut, seketika itu air keluar dari batu itu dan diapun langsung menyuruh istrinya untuk meminun air tersebut.

Setelah meminum air tersebut, rasa haus, lelah dan letih Pinggan Matio menjadi hilang dan tenaganyapun kembali pulih. Sejak saat itu Pinggan Matio menamai batu itu, "Mual Sipaulak Hosa Loja" yang artinya Air pelepas dahaga.

Raja Silahisabungan bersama istrinya Pinggan Matio melanjutkan perjalanannya menuju Balna kampung halaman mertuanya. Raja Silahisabunganpun mengumumkan kepada keturunannya yang hendak meminta rejeki agar berdoa dan meminum Aek Sipaulak Hosa. (MH - Fendi Sinabutar).

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar