Berita Terkini

10/recent/ticker-posts

Pesta Adat Budaya Simalungun Dan Adat Budaya Karo Dua Budaya Bersatu Dalam Pernikahan Kudus

Kedua mempelai Seprian Simarmata, ST dengan Bernike Anastasia Br Tarigan, M.S.Farm. Gedung Asini Roha Kota Baru Jambi, 23/6/2023. (Poto, MH - Fendi Sinabutar).

JAMBI, MH - "Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya Indah saat Dia mempertemukan, Indah saat Dia menumbuhkan kasih di antara kami, Indah pula saat Dia mempersatukan kami, Kini dengan kasih dan kuasa-Nya Tuhan mengantar kami berdua dalam pernikahan kudus".

Untaian doa di atas menjadi awal kebersamaan untuk merajut sebuah mahligai rumah tangga antara Seprian Simarmata, ST dengan Bernike Anastasia Br Tarigan, M.S.Farm. Mereka berkeyakinan, bahwa kalau membangun masa depan berdua dalam ikatan kasih yang abadi dan suci, terjadi semua karena Anugerah Tuhan.

Dengan penuh keyakinan dan kesepakatan mereka berduapun membangun sebuah mahligai rumah tangga dalam ikatan pernikahan kudus dan akan menjaga kesakralan pernikahan dengan menyandarkan hidup pada ajaran Tuhan Yesus Kristus.

Merekapun mengucapkan terima kasih kepada Tuhan yang telah membuat segala sesuatu, "Indah pada waktuny".

Mempelai pria Seprian Simarmata, ST merupakan putra dari keluarga St H Simarmata dan M Br Manullang, S.Pd yang tinggal di Depan Gereja HKBP Jambi Kota Jambi Provinsi Jambi.

Sedangkan mempelai wanita Bernike Anastasia Br Tarigan, M.S.Farm merupakan putri dari keluarga Pnt SP Tarigan, SE dengan B Br Singarimbun yang tinggal di Perumahan Puri Massurai 2 Blok H 02 Mendalo Darat Kec Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.

Sebelum melakukan pemberkatan pernikahan  ritual sibuha - buha i (berdoa sebelum berangkat ke Gereja). Ritual sibuha - buhai merupakan prosesi di mana mempelai pria menjemput mempelai wanita sebelum pemberkatan nikah.

Ritual sibuha - buhai ini dilakukan pukul 6.00 WIB di rumah mempelai wanita, dan prosesi pemberkatan pernikahan kudus di Gereja GKPS Kota Baru Jambi Jum'at, 23/6/2023 dilaksanakan pada pukul 7.00 WIB hal ini disepakati antara ke dua belah pihak keluarga agar pelaksanaan adat Karo dapat dilaksanakan pada pukul 9.00 WIB sampai pada pukul 12.30 WIB dan dilanjutkan dengan pelaksanaan adat Simalungun. 

Pemberkatan pernikahan kudus dipimpin Pendeta (Pdt) Rudyard N Saragih, SSi-Theol        dengan mengambil Naats dari firman Tuhan Yohanes 13 : 35 ," Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid - murid- Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi". Selama ibadah berlangsung lagu - lagu pujian mereka nyanyikan bersama dengan penuh hikmat.

Ketika Pemberkatan Pernikahan berlangsung Pdt Rudyard Saragih, SSi-Theol mengajak kedua mempelai bangkit dan berdiri,  menjawab pertanyaan dan mempelai Laki - Laki/Perempuan menjawab:" Ya, saya mengaku dengan segenap hati. Saya berjanji mengasihi dia dan tidak akan menceraikannya sampai maut memisahkan kami berdua." Selanjutnya kedua mempelai yang berbahagia mengadakan tukar cincin dipandu Pendeta.

Setelah selesai acara ibadah pemberkatan nikah Pendeta, Majelis gereja GKPS Kota Baru Jambi dan segenap jemaat yang hadir di gereja tersebut mengucapkan "Selamat menempuh hidup baru, semoga tetap langgeng, hidup rukun, damai dan Tuhan memberkati."

Selanjutnya pada pukul 9.00 WIB dilanjutkan prosesi adat Karo di gedung Asini Roha Kota Baru Jambi. Dalam acara adat Karo ini pihak orang tua mempelai wanita memakai pakaian adat Karo termasuk kedua mempelai dan semua mereka yang berperan dalam pelaksanaan adat tersebut lengkap  memakai pakai adat Karo atau Uis Gara (pakaian adat).

Orang tua mempelai pria dan rombongan juga memakai pakaian adat budaya Simalungun, kain tradisional Batak Simalungun disebut Hiou, sementara penutup kepala laki - laki disebut Gotong dan penutup atau tudung kepala perempuan di sebut Bulang, kain yang disandang ataupun kain samping di sebut Suri - suri.

Dari pakaian adat budaya Simalungun dan Karo yang mereka pakai terlihat begitu indah perbedaan adat perkawinan tersebut, tentunya menjadi asset berharga dari kebudayaan Indonesia yang senantiasa harus di jaga dan dilestarikan. 

Sebelumnya mempelai pria Seprian Simarmata karena bukan dari Karo terlebih dahulu dibuat marganya menjadi marga Ginting.

Paling unik dalam pelaksanaan adat budaya Karo ini mereka duduk bersama di tikar yang telah disediakan dan saling hormat menghormati sesuai dengan kedudukannya di dalam pelaksanaan adat tersebut dan dipandu salah seorang diantara mereka.

Dalam tatanan adat Karo mengenal sistem kekeluargaan "rakut sitelu" artinya tiga ikatan kekeluargaan yaitu kalimbubu (pihak pembawa perempuan), anak beru (pihak yang mengambil atau menerima perempuan dan senina (keluarga satu marga atau keluarga inti).

Setelah pelaksanaan adat budaya Karo selesai mereka memberikan nasehat - nasehat kepada kedua mempelai dan orang tua mempelai perempuan mengucapkan terima kasih kepada para undangan dan telah selesainya pelaksanaan adat budaya Karo dengan sukses yang walaupun menyita waktu namun tetap sesuai dengan yang kita harapkan.

Terakhir kedua mempelai diajak untuk bernyanyi dengan lagu Karo sembari menari, secara bergantian mempelai pria bernyanyi dan mempelai perempuan. Kedua orang tua pria maupun rombongannya menyawer mereka dan sebaliknya orang tua mempelai wanita juga menyawer bersama rombongannya.

Tepat pada pukul 12.30 WIB pelaksanaan adat budaya Karo selesai dan dilanjutkan dengan pelaksanaan adat budaya Simalungun. Acara ini pun di atur Raja Parhata Op Hotlan Simarmata/Br Sinurat (+), Op Dean Deon Simarmata/Br Pasaribu dan Protokol oleh Ap Gani Simarmata/Br Marbun. Terlihat para undangan memasuki ruangan gedung yang dipandu Raja Parhata dan protokol dari pihak pengantin pria.

Sebelum ulaon adat di mulai pihak hula - hula dan tulang dari keluarga mempelai pria ketika memasuki ruangan di sambut dengan somba (hormat) sembari manortor diiringi dengan musik JKR. 

Pihak keluarga par anak somba (hormat) marhula - hula menyampaikan "tudu - tudu sipanganon kepada pihak keluarga par boru dan sebaliknya pihak keluarga par boru dapat mengayomi menyampaikan "dengke simudur - udur". Setelah selesai makan bersama dilanjutkan dengan pembagian "Jambar".

Selanjutnya dengan acara manjalo tumpak dari para undangan berupa "sumbangan kasih" (holong). Dilanjutkan dengan pelaksanaan adat budaya peranan Raja Parhata ke dua belah pihak pihak, kelihatan dengan lihainya memberikan kata - kata umpasa yang intinya tetap bermuara kepada ajaran Tuhan Yesus Kristus, sekaligus mengatur jalannya acara.

Selanjutnya pemberian ulospun dilakukan pihak parboru kepada pihak par anak, diawali dengan "ulos pansamot" sebagai tanda untuk mempererat kekeluargaan antara keluarga par anank dan par boru. Selanjutnya prosesi penyerahan "ulos hela" yang berlangsung hikmat. Suasana haru terlihat ketika ulos disematkan kepada kedua mempelai. Lagu "Borhat ma dainang" berkumandang pertanda melepaskan Bernike Anastasia dari keluarga Tarigan kepada keluarga Simarmata.

Sarungpun (mandar) disematkan sebagai lambang kesiapan  Seprian Simarmata menjadi "parhobas" diulaon keluarga Tarigan. Selanjutnya pihak hula - hula dan tulang dari keluarga mempelai laki - laki menyematkan ulos kepada kedua mempelai sebagai ulos holong sembari manortor.

Acara Pesta Adat Budaya Simalungun dan Adat Budaya Karo Dua Budaya Bersatu Dalam Pernikahan Kudus meriah dan sukses berjalan lancar, teratur di dukung cuaca cerah seharian dan tepat waktu, mulai dari ritual sibuha - buha i pukul 6.00 WIB, Ibadah Pemberkatan Nikah di Gereja GKPS Kota Baru Jambi pukul 7.00 WIB, Pelaksanaan Adat Budaya Karo pukul 9.00 WIB. 

Tepat pada pukul 12.30 WIB acara diserahkan kepada pihak keluarga mempelai pria dan selesai pukul 17.10 WIB. Acara adat pemberkatan pun selesai setelah dibagikan olop - olop dan ditutup dengan doa. (MH - Fendi Sinabutar).










































































Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar