Berita Terkini

10/recent/ticker-posts

Komunitas Ale - Ale Di Sumatera Utara Terbentuk Dukung Cawapres Gibran Rakabuming Raka

Ketika Gibran dan Prabowo mendaftar ke KPU.

MEDAN, MH
- Tokoh masyarakat Sumut, Dr. Drs Rustam Effendy Nainggolan, MM yang merupakan membina gabungan relawan Tegak Lurus Jokowi di Sumatera Utara mengaku terkejut dengan besarnya dukungan kepada sosok muda Gibran Rakabuming.

"Agak terkejut saya, apalagi dukungan itu muncul dari lintas generasi, mulai dari Gen Z sampai kepada para pensiunan dan warga usia senior seperti saya," ujar RE Nainggolan sapaan akrabnya kepada wartawan, Senin (30/10/2023).

Hal tersebut diketahuinya saat memprakarsai komunitas "Ale-ale Gibran". Ale-ale sendiri adalah kata dalam bahasa Batak Toba bermakna sahabat, ungkap mantan Sekda Kabupaten Dairi ini.    

"Ini gagasan spontan, awalnya dari diskusi kecil baik berupa pertemuan langsung maupun melalui grup WhatsApp (WAG). Ternyata bergulir cepat seperti bola salju," ujar mantan Bupati Tapanuli Utara ini.

Pria kelahiran Kota Pematang Siantar ini, juga berpengalaman menjadi kepala daerah itu menyebut alasan dukungan dan kesan simpatik itu muncul dalam beragam bentuk.

"Ada yang mengaku simpati karena melihat sosok Gibran menerobos berbagai hambatan dan berani memulai kewirausahaan baik dengan usaha katering maupun menjual martabak sejak beberapa tahun lalu,” ujar alumni Universitas Sumatera Utara ini.

Seperti diketahui, Gibran awalnya dikenal karena membuat brand Markobar. Akan tetapi, menurutsuami boru Sihombing ini, yang sangat istimewa menurutnya adalah bagaimana keberaniannya melawan kelompok ekstrem yang menutup rumah ibadah. 

"Gibran tampil dengan berani dan langsung membuka segel rumah ibadah seraya mengatakan bahwa di Solo setiap orang bebas melakukan ibadah masing-masing dan tidak boleh ada yang melarang,” papar mantan Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara ini. 

Menurut penerima Piagam Penghargaan sebagai Teman Pers dari SPS Sumut (2006 dan 2007), sebagian dari pendukung dalam Ale-Ale Gibran itu, khususnya yang memiliki latar belakang dan wawasan ekonomi, mengaku kagum karena Gibran menerima estafet kepemimpinan di Solo dengan tingkat pertumbuhan ekonomi minus 0,74 persen dan hanya dalam tempo dua tahun bisa mencapai 6,25 persen atau cukup jauh di atas rata-rata nasional. 

"Menurut mereka, ini bukan pencapaian yang main-main mengingat Solo sebenarnya tidak memiliki sumber daya mineral atau potensi lainnya. Ini karena kejeliannya membuat Kota Solo menjadi magnet yang banyak dikunjungi orang dan memberi dampak luas terhadap kehidupan masyarakat dan perekonomian," ujar  penerima penghargaan Satya Lencana Karya XXX Tahun dari Presiden RI ini.

RE yang saat itu didampingi beberapa pembina dan anggota Ale-ale Gibran seperti Abdiyanto, Bonar Sirait, Salmon Sinaga, Bukit Tambunan, Martinus Lase, Jadi Pane, juga tokoh wanita seperti Sarma Haro, Veronika Sitanggang.

Selanjutnya tokoh muda Haposan Manalu, Johnny Naibaho, Green Siregar, dan beberapa orang lainnya, bertekad akan terus berjuang agar Gibran yang saat ini menjadi cawapres mendampingi Prabowo bisa memenangi kontestasi pilpres, khususnya di Sumatera Utara.

"Pasangan ini memang semacam jembatan lintas generasi, saling melengkapi, dan kita yakini akan menjadi dwitunggal yang hebat dalam melanjutkan dan mewujudkan Indonesia Maju serta Indonesia Emas 2045 mendatang,” tandas penerima piagam penghargaan Lencana Mas dari Persekutuan Gereja - Gereja di Indonesia (PGI) Sumatera Utara tahun 2007 ini. (MH/J24/S24/Red/FS).

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar