Gambar Penyaliban Jesus.Google |
MHO-Besok (Jumat 30 Maret 2018) kita akan merenungkan secara mendalam dan menghayati dengan sungguh-sungguh makna SALIB Yesus dalam Jumat Agung. Inilah peristiwa yang terjadi sekali untuk selamanya, namun dampaknya bagi umat manusia akan terus berlangsung. Ia laksana air yang terus mengalir dari Calvary menerusi zaman dan abad menyapa manusia yang tidak selalu tahu berterimakasih.
Martin Luther berbicara mengenai Allah Yang Menyembunyikan Diri (Deus Absconditus) di dalam Salib. Tetapi justru dengan demikian Ia adalah Allah Yang Menyatakan Diri (Deus Revelatus).
Hanya orang beriman yang dapat "melihat" makna Salib itu yang bagi dunia merupakan batu sandungan (skandalon). Dunia melihatnya sebagai kegagalan, tetapi justru itulah tawaran keselamatan paling otentik dan paling bernilai.
Karena SALIB ITU adalah sekali untuk selamanya, maka ia (salib itu) tidak dapat diulang. Juga tidak dapat ditiru oleh kita manusia berdosa ini. Justru karena SALIB ITU sekali untuk selamanya, maka kalimat ini, "IA MENANGGUNG DAN MEMIKUL DOSA-DOSA KITA" menjadi sangat bermakna.
Karena SALIB ITU adalah sekali untuk selamanya, maka ia (salib itu) tidak dapat diulang. Juga tidak dapat ditiru oleh kita manusia berdosa ini. Justru karena SALIB ITU sekali untuk selamanya, maka kalimat ini, "IA MENANGGUNG DAN MEMIKUL DOSA-DOSA KITA" menjadi sangat bermakna.
Kita hanya bisa menyambutnya dengan kerendahan hati dan penuh ucapan syukur. Justru karena IA sudah dipakukan pada SALIB ITU demi memikul dosa-dosa kita, maka kita tidak perlu lagi dipakukan pada salib. Selamat Menyambut Jumat Agung !
(Sumber: FB-Andreas Anangguru Yewangoe-Mantan Ketua PGI)
0 Komentar