Berita Terkini

10/recent/ticker-posts

"Topping off" Sopo Nommensen di Pearaja Tarutung

  Ephorus HKBP, Pdt Darwin Lumbantobing bersama istri saat mengikuti agenda "topping off" pembangunan "Sopo Nommensen" di kompleks Kantor Pusat HKBP Pearaja Tarutung. (Antara Sumut/Rinto Aritonang)   

Tapanuli Utara, MH - Panitia pembangunan gedung Sopo Nommensen yang proses pengerjaannya telah memasuki 56 persen, menggelar agenda syukuran atas penyertaan Tuhan dalam pengerjaan gedung yang ditargetkan rampung Oktober 2019.

"Sopo Nommensen didedikasikan sebagai tempat akomodasi para pendeta, pelayan Tuhan, dan semua pihak yang menghadiri kegiatan rohani di kantor pusat HKBP Pearaja," terang Ketua Umum Panitia Prof John Hutagaol dalam laporannya didampingi Sekretaris Panitia, St Marihot Tambunan, dan kolega panitia lainnya.

Dikatakan, kebutuhan tempat akomodasi yang layak sangat mendesak mengingat ragam dan kompleksnya kegiatan kerohanian yang diadakan di lingkungan pusat HKBP Pearaja Tarutung.

"Dengan berkat dan kasih Tuhan, semoga bangunan Sopo Nommensen dapat terealisasi pada tahun ini," ujarnya.

Dijelaskan, keberadaan pembangunan gedung mengantongi ijin mendirikan bangunan nomor 079/A.1/DPMPPTSP/2017.

Gedung "Sopo Nommensen" berdiri di atas lahan seluas 4.600 meter persegi yang akan dilengkapi fasilitas parkir dan utilitas di lantai "basement", lobby,ruang tunggu, kantin, ruang rapat, dan ruang istirahat di lantai 1.

Serta, lantai 2 hingga 4 yang berisi tiga kategori ruangan, yakni 2 unit ruang utama, 3 unit ruang madya, juga 50 unit ruang pratama, dan ruang "panatapan".

Dalam sambutannya, Ephorus HKBP, Pdt Darwin Lumbantobing mengapresiasi seluruh pihak yang mendukung terlaksananya pembangunan "Sopo Nommensen" tersebut.

"Terimakasih kepada seluruh pihak yang mendukung pembangunan Sopo Nommensen ini. Sepertinya, tidak habis-habisnya, tidak bosan-bosannya HKBP membanggakan Nommensen ini," sebutnya.

Menurutnya, pemanfaatan gedung ini, tentunya untuk pertemuan-pertemuan gerejawi, rapat-rapat dan kebutuhan pembangunan gerejawi.

”Akan tetapi, apabila tidak dipakai, pada saat tertentu, terbuka juga untuk umum. Namun, tentunya harus ada pemberitahuan lebih dahulu, kapan dipakai. Artinya, bisa saja dikomersilkan meski utamanya untuk pelayanan," terang Darwin.

Nantinya, kata Ephorus, manajemen Sopo Nommensen akan dikelola secara profesional sebagaimana hotel pada umumnya untuk menjamin pengaturan "maintenance" dan kelanjutan pemakaiannya.

"Hingga saat ini, pembiayaan yang dikeluarkan, kalau tidak salah sudah Rp.25 miliar," tukasnya. 

Agenda "topping off" Sopo Nommensen dilaksanakan di lantai tertinggi gedung dengan pemasangan adukan semen di area tersebut yang dipimpin oleh Ephorus Pdt Darwin Lumbantobing. (ANTARA).




Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar