Berita Terkini

10/recent/ticker-posts

Pematangsiantar, Kota Transit Wisata Masa Depan


Sarapan Pagi: Dua pengunjung Kota Pematangsiantar asal Kota Jambi tengah menyeruput kopi dan sarapan pagi di “Kok Tong” Pematangsiantar, Sabtu 7 Oktober 2017 pagi. Kuliner memang menjadi andalan di Pematangsiantar. Photo: Rosenman Manihuruk

Pematangsiantar, MH-“Nginap dimana orang Inang?”. “Kami nginap di Pelpem GKPS inilah Nang!”. Kenapa nginap di Pelpem GKPS Nang?, “Kami tak lagi dapat hotel di Kota Pematangsiantar ini untuk tempat kami menginap, jadi kami memutuskan nginap di Pelpem GKPS ini,”.

Kalimat percakapan itu didengar Penulis antara Ny Pdt Afrizan Haloho dari Batam, Kepri dengan Lindawati Br Damanik dari Jambi saat perhelatan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Wanita Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) se Indonesia yang dilaksanakan di Gedung Balai Bolon GKPS Pematangsiantar, Jalan Pendeta JW Wismar Saragih Sabtu-Minggu 7-8 Oktober 2017 lalu.

Pdt Afrizan Haloho dan Istri Br Purba membawa sekitar 50 orang (Vokal Group dan Koor) Kontingan Pesparawi Wanita GKPS Resort Batam. Rombongan ini harus menginap di Wisma (Pelayanan Pembangunan) Pelpem GKPS JL Pendeta JW Wismar Saragih karena tak kebagian hotel lagi di Pematangsiantar. Sementara Kontingen Pesparawi Jambi yang berjumlah 60 orang dapat menginap di Grand Mega Hotel selama dua hari setelah dua pekan sebelum acara dipesan.

Masih banyak kontingan lain yang harus “mondok” di rumah keluarga karena kesulitan mendapatkan penginapan atau hotel di Pematangsiantar. Perhelatan  Pesparawi Wanita GKPS se Indonesia yang dilaksanakan di Gedung Balai Bolon GKPS Pematangsiantar, itu dihadiri sekitar 1000 orang peserta dari seluruh Indonesia.

Kejadian diatas menggambarkan, Kota Pematangsiantar belum siap menjadi “tuan rumah” perhelatan kegiatan skala Nasional. Tak terbayangkan jika Kota Pematangsiantar yang sebagian besar dedominasi Gereja berpusat di Kota Pematangsiantar melakukan kegiatan bersama di Kota Pematangsiantar, tentunya sangat sulit untuk mencari tempat penginapan.

Investasi bidang perhotelan di Kota Pematangsiantar tampaknya masih minim jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung ke kota itu yang kian meningkat. Pasalnya Kota Pematangsiantar merupakan kota transit para wisatawan jika akan berkunjung ke Danau Toba, seperti Tuktuk Samosir, Parapat, Tigaras, Air terjun Sipiso-piso dan Tongging.

Kunjungan wisatawan ke Kota Pematangsiantar cukup terasa sejak dibukanya akses jalan Tol Kualanmu, deli Serdang Sumut ke Sei Rampah-Tebig Tinggi. Akses tol yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 14 Oktober 2018 lalu, membuka kemudahan kunjungan wisatawan ke Kota Pematangsiantar, sebelum menuju lokasi tujuan di Danau Toba.

Tempat penginapan atau hotel di Kota Pematangsiantar tak sebanding dengan sarana kuliner yang begitu mudah didaptkan di Kota “Pahlawan Sang Nauwaluh (Damanik)” ini. Kemudahan transportasi juga masih menjadi pendukung berkembangnya Kota Pematangsiantar sebagai kota wisata di Sumatera Bagian Timur ini.
 
Pasalnya, banyak pengunjung yang memilih menginap di Kota Pematangsiantar setelah berwisata di seputaran Danau Toba atau obyek wisata lain di luar Kota Pematangsiantar. Misalnya dari Puncak Indah Simarjarunjung (PIS), Pantai Garoga Tigaras, Parapat,  Kabupaten Simalungun.

Pengunjung lebih memilih menginap di Kota Pematangsiantar, selain kulinernya cukup beragam, juga karena harga kuliner di Kota Pematangsiantar masih tergolong murah dan terjangkau, tidak seperti dilokasi obyek wisata yang harganya bisa mengagetkan pengunjung.

Transportasi berbasis online seperti “Go-Jek” dan Go-Car” yang kini sudah ada di Pematangsiantar juga memanjakan pengunjung menikmati kota Pematangsiantar, tentunya tak terlepas dari kuninernya yang cukup beragam. Seperti santapan Mie Pangsit, Roti dan Kue “Ganda” serta aneka ragam kuliner Khas Batak yang cukup terkenal itu.

Penulis pada 8-9 Oktober 2017 lalu, sudah merasakan kemudahan transportasi dengan “Go-Car”. Transportasi tak lagi penghalang saat berkunjung ke Kota Pematangsiantar.

Kota Toleran

Sementara Walikota Pematangsiantar Hefriansyah Noor saat menyampaikan sambutan pada Pembukaan Pesparawi Wanita GKPS 2017, Sabtu 7 Oktober 2017 lalu mengatakan, bahwa Kota Pematangsiantar merupakan kota yang paling toleran di Indonesia. Bahkan Kota Pematangsiantar merupakan miniatur Indonesia yang masyarakat majemuk dan saling menghormati satu dengan yang lain.

Hefriansyah juga mengajak semua pihak untuk dapat berkontribusi kepada Kota Pematangsiantar dengan segala talenta yang dimiliki. “Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul, merupakan sifat gotong royong untuk membangun Kota Pematangsiantar kedepan. Bersumbangsih sedikit saja, sudah ikut bagian dari pembangunan Kota Petangsiantar. Marilah kita berbuat kebajikan untuk menuju Siantar Mantap, Maju dan Jaya,” katanya.

Kata Hefriansyah, Pemko Pematangsiantar telah berkoordinasi dengan Kementrian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertahanan Nasional (BPNl RI sehungan dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 6 Tahun 2017 tentang tata cara peninjauan kembali RTRW.

Dengan peraturan itu, Pemko Siantar mempersiapkan langkah-langkah penyesuain RTRW Siantar dengan mempedomani Peraturan Menteri ATR/BPN dimaksud. Hal ini agar investasi soal pemberian izin bangunan di areal hijau tidak terjadi.

Kota Metropolitan

Pembangunan pusat perbelanjaan dan perhotelan juga pengembangan kawasan bisnis lainnya haruslah menjadi skala prioritas dalam upaya memajukan kota menjadi sebuah kota metropolitan. Potensi untuk memajukan dan mengembangkan kota Pematangsiantar cukup besar, apalagi didukung dengan letak, kondisi dan faktor pendukung lainnya.

Seperti dilansir  hariansib.co, Senin, 14 Desember 2015, Direktur PT Cipta Properti Sukses Bersama Hariyono Sjaklif  didampingi Direktur Utama  Perusahaan Daerah Pembangunan dan Aneka Usaha (Perusda) Kota Pematangsiantar Herowhin TF Sinaga AP MSi, Direktur Produksi dan Operasional Ir Jan Romarsen Saragih mengungkapkan, dengan dibangun Siantar Mall sebagai salah satu pusat perbelanjaan modern akan menambah dan menjadikan kota Pematangsiantar lebih maju. 

Kota Pematangsiantar sudah saatnya memiliki pusat perbelanjaan seperti mall mengingat cukup besar potensinya dan menjadikan kota yang semakin tumbuh dalam hal investasi.

Herowhin TF Sinaga menambahkan, dengan adanya investasi  maka cukup berpotensi untuk mengembangkan perekonomian, juga sebagai upaya untuk membuka lowongan pekerjaan serta akan membawa nuansa baru bagi kota.

Disebutkan, pihaknya tetap memberikan kemudahan kepada calon pembeli yang meneruskan kerjasama dengan pihaknya dengan memberikan fasilitas harga yang tetap, pilihan tempat dan cara pembayaran.

Pematangsiantar masih membutuhkan investasi, sehingga nantinya akan semakin tumbuh investasi-investasi baru yang akan semakin mewarnai kemajuan kota. Pertumbuhan dan kemajuan kota hendaklah mendapat dukungan dari semua pihak. Untuk itulah diharapkannya agar masyarakat dan semua pihak lainnya dapat saling mendukung untuk kemajuan dan pertumbuhan kota Pematangsiantar.

Dengan adanya investasi seperti pusat perbelanjaan modern tersebut maka masyarakat tidak lagi perlu berbelanja, mencari hiburan maupun berekreasi ke luar Kota Pematangsiantar. Dengan demikian perputaran uang tidak lagi ke luar kota Pematangsiantar, sehingga dapat mewujudkan impian sebagian besar warga untuk mendapatkan sarana dan prasarana untuk hiburan dan rekreasi. 

Hotel Minim Kamar

Keberadaan kapasitas kamar di hotel-hotel di Kota Pematangsiantar juga menjadi kendala. Bahkan sejumlah hotel di Pematangsiantar, hanya berupa bangunan rumah took (Ruko) yang dimodifikasi jadi hotel, bukan rancangan awal untuk bangunan hotel.

Berikut ini sejumlah hotel yang menampung para wisatawan yang singgah di Kota Pematangsiantar. Hotel Horison Pematang Siantar yang berada di Gedung Siantar City Square, Jalan Raya Medan No. 88 (Simpang Jalan Rakuta Sembiring), Pematangsiantar.

Alvina Hotel di Jl Asahan Kompplek Megaland Blok C 56 - 59 Pematangsiantar, Grand Mega Hotel di Sangnawaluh Kompleks Megaland C38 - 43, Pematangsiantar, Sapadia Hotel Siantar di Jalan Diponegoro No. 21 A, Siantar Selatan, Pematangsiantar, City Hotel Pematang Siantar di Jalan, Diponegoro No. 5 (Depan Kantor PM) Pematangsiantar.

Kemudian Royal Parbina Hotel di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 108, Kecamatan Siantar, Pematangsiantar, Hotel Sing A Song di Jalan Asahan No.2 KM. 2 , Pematangsiantar, Hotel Anda di Jalan Ahmad Yani No. 202, Pematangsiantar, Wisma Gandaula di Jl Melanthon Siregar No. 125 Sumatera Utara, Pematangsiantar.

Selanjutnya DEKADE Hostel & Guest House di Jl Melanthon Siregar, Gang Barito Blok A1 Ujung, Belakang SMA Budi Mulia Pematangsiantar, Pematangsiantar, Siantar Martoba dan Alvina Hotel di Siantar Timur.

Guna mewujudkan Kota Pematangsiantar sebagai kota transit wisata masa depan, sejumlah penunjang sarana prasarana wisata, khususnya hotel harus dikembangkan. Pusat-pusat kuliner dan oleh-oleh khas Pematangsiantar juga harus dibina. Sehingga para wisatawan akan nyaman saat berbelanja sebelum dan sesudah mengunjungi tempat tujuan mereka.

Kemudian arus lalulintasnya juga harus ditertibkan, sehingga pengunjung nyaman saat berada di Kota Pematangsiantar. Tak kalah penting, masyarakat sadar wisata juga perlu diterapkan agar masyarakat Kota Pematangsiantar ramah terhadap wisatawan. Juga keamanan dan kenyamanan pengunjung di Kota Pematangsiantar juga harus dijaga agar terhindar dari tindak kejahatan. Semoga. (Rosenman Manihuruk) 


Sarapan Pagi: Dua pengunjung Kota Pematangsiantar asal Kota Jambi tengah menyeruput kopi dan sarapan pagi di “Kok Tong” Pematangsiantar, Sabtu 7 Oktober 2017 pagi. Kuliner memang menjadi andalan di Pematangsiantar. Photo: Rosenman Manihuruk

Sarapan Pagi: Dua pengunjung Kota Pematangsiantar asal Kota Jambi tengah menyeruput kopi dan sarapan pagi di “Kok Tong” Pematangsiantar, Sabtu 7 Oktober 2017 pagi. Kuliner memang menjadi andalan di Pematangsiantar. Photo: Rosenman Manihuruk

Khas Batak: Sebanyak 50 orang Kontingen Pesparawi Wanita GKPS Resort Jambi menikmati kuliner khas Batak di Rumah Makan Silindung di Jalan Narumondah Bawah, Pematangsiantar, Minggu 8 Oktober 2017 malam. Rasa kuliner yang beragam membuat Kota Pematangsiantar tak terlupakan jika berkunjung ke Sumatera Utara. Photo: Rosenman Manihuruk

Khas Batak: Sebanyak 50 orang Kontingen Pesparawi Wanita GKPS Resort Jambi menikmati kuliner khas Batak di Rumah Makan Silindung di Jalan Narumondah Bawah, Pematangsiantar, Minggu 8 Oktober 2017 malam. Rasa kuliner yang beragam membuat Kota Pematangsiantar tak terlupakan jika berkunjung ke Sumatera Utara. Photo: Rosenman Manihuruk

Khas Batak: Sebanyak 50 orang Kontingen Pesparawi Wanita GKPS Resort Jambi menikmati kuliner khas Batak di Rumah Makan Silindung di Jalan Narumondah Bawah, Pematangsiantar, Minggu 8 Oktober 2017 malam. Rasa kuliner yang beragam membuat Kota Pematangsiantar tak terlupakan jika berkunjung ke Sumatera Utara. Photo: Rosenman Manihuruk
 

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar