Waketum Gerindra Arief Poyuono/Net. |
Jambi, MH - Menghadapi pandemi virus corona (Covid-19), tim ekonomi Pemerintahan Joko Widodo layak disebut sebagai pahlawan rakyat.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra melalui keterangan tertulis Jumat (5/6/2020). Menurut Arief, meski banyak kalangan yang mencibir kinerja tim ekonomi Presiden Jokowi, fakta bahwa pertumbuhan ekonomi 2,9 persen di tengah krisis Covid-19 adalah keberhasilan yang tidak boleh dikesampingkan.
"Karena disaat pengaruh pandemi Covid- 19 yang berpengaruh besar terhadap perekonomian Nasional , dengan adanya kebijakan PSBB di Jakarta dan kota-kota besar yang jadi pusat aktivitas perekonomian yang punya pengaruh besar dengan tumbuh perekonomian Nasional," demikian kata Arief kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (5/6).
Terkait dengan melesetnya proyeksi postur APBN tahun 2020, Arief menilai hal tersebut adalah wajar. Sebabnya, melesetnya target ekonomi sebuah Negara menimpa hampir seluruh Negara di dunia akibat dari dampak Covid-19.
"Tim ekonomi Negara manapun dan lembaga ekonomi Internasional juga tidak ada akan ada yang sanggup memproyeksikan besaran anggaran Negara mereka dengan tepat. Hari ini dunia akibat Covid- 19 khususnya masalah perekonomian masuk dalam era ketidakpastian global," demikian analisa Arief.
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah memaparkan ruang defisist APBN baru. Diperkirakan defisit APBN imbas adanya pandemi Covid-19 berada di angka 5,67 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) senilai Rp 852,9 triliun.
"Tekor APBN tahun 2020 diproyeksi 6,27 persen atau semakin lebar dari prediksi sebelumnya yang tertuang pada Perpres 54/2020. Sesuai beleid itu, pemerintah menyebut defisit APBN sebesar 5,07 persen terhadap PDB atau setara Rp 852.9 triliun. Proyeksi bisa tepat jika semua Negara dunia sepakat untuk masuk dalam tatanan kegiatan New Normal," demikian kata Arief.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra melalui keterangan tertulis Jumat (5/6/2020). Menurut Arief, meski banyak kalangan yang mencibir kinerja tim ekonomi Presiden Jokowi, fakta bahwa pertumbuhan ekonomi 2,9 persen di tengah krisis Covid-19 adalah keberhasilan yang tidak boleh dikesampingkan.
"Karena disaat pengaruh pandemi Covid- 19 yang berpengaruh besar terhadap perekonomian Nasional , dengan adanya kebijakan PSBB di Jakarta dan kota-kota besar yang jadi pusat aktivitas perekonomian yang punya pengaruh besar dengan tumbuh perekonomian Nasional," demikian kata Arief kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (5/6).
Terkait dengan melesetnya proyeksi postur APBN tahun 2020, Arief menilai hal tersebut adalah wajar. Sebabnya, melesetnya target ekonomi sebuah Negara menimpa hampir seluruh Negara di dunia akibat dari dampak Covid-19.
"Tim ekonomi Negara manapun dan lembaga ekonomi Internasional juga tidak ada akan ada yang sanggup memproyeksikan besaran anggaran Negara mereka dengan tepat. Hari ini dunia akibat Covid- 19 khususnya masalah perekonomian masuk dalam era ketidakpastian global," demikian analisa Arief.
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah memaparkan ruang defisist APBN baru. Diperkirakan defisit APBN imbas adanya pandemi Covid-19 berada di angka 5,67 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) senilai Rp 852,9 triliun.
"Tekor APBN tahun 2020 diproyeksi 6,27 persen atau semakin lebar dari prediksi sebelumnya yang tertuang pada Perpres 54/2020. Sesuai beleid itu, pemerintah menyebut defisit APBN sebesar 5,07 persen terhadap PDB atau setara Rp 852.9 triliun. Proyeksi bisa tepat jika semua Negara dunia sepakat untuk masuk dalam tatanan kegiatan New Normal," demikian kata Arief.
Sumber : RMOL.ID.
0 Komentar