![]() |
Iriana Joko Widodo. |
Ketika badai kritik, hujatan, bahkan fitnah menghantam keluarga mereka, Iriana memilih diam. Tidak membalas dengan kata-kata, tidak pula mencari pembelaan. Ia menjawab semuanya dengan sikap tenang dan senyum lembutnya.
Sebagai istri seorang Presiden, Iriana tentu menyadari bahwa menjadi figur publik berarti siap menerima pujian sekaligus cercaan. Namun, yang membuatnya luar biasa adalah kemampuannya menjaga hati tetap damai meski diserang dari segala arah.
Baca: Jambi24jam.com&Sumatera24jam.com
Iriana tahu, suaminya tidak bekerja untuk mencari pujian, tetapi untuk kepentingan bangsa. Dan justru di situlah letak kekuatannya, diamnya menjadi bentuk kebijaksanaan yang lebih lantang dari seribu kata.
Ketika orang-orang menghina Jokowi, menuduh ini dan itu tanpa bukti, Iriana tidak pernah terlihat marah. Ketika anak-anaknya dijadikan sasaran komentar pedas di media sosial, ia tetap tersenyum dan menjalankan tugasnya sebagai ibu negara dengan penuh kasih.
Dunia mungkin tidak tahu berapa banyak air mata yang pernah jatuh dalam doanya, tapi Tuhan tahu betapa kuatnya hati seorang Iriana Joko Widodo. Dalam kesederhanaannya, Iriana memberi teladan bagi banyak wanita Indonesia, bahwa menjadi kuat tidak selalu berarti harus melawan dengan suara keras.
Kadang, kekuatan sejati justru terlihat dari kemampuan untuk tetap tenang, tetap lembut, dan tetap percaya bahwa kebenaran akan menemukan jalannya sendiri. Sikap sabar Iriana adalah cermin kasih dan kesetiaan sejati. Ia bukan hanya pendamping seorang pemimpin, tetapi juga penjaga ketenangan keluarga di tengah badai politik yang ganas.
Dari balik senyum diamnya, kita belajar bahwa keanggunan seorang wanita tidak diukur dari kata-katanya, melainkan dari caranya menjaga hati tetap bersih di tengah fitnah dan kebencian. Dan di saat dunia sibuk berteriak mencari sensasi, Iriana Joko Widodo membuktikan bahwa ketenangan adalah bentuk kemenangan yang paling indah. (Catatan ketika Iriana Joko Widodo sebagai Ibu Negara, MH/J24/S24/Fendi Sinabutar).
0 Komentar