Berita Terkini

10/recent/ticker-posts

Ketua KPK Firli Bahuri: Kisah Paskah Ajarkan Kita Betapa Bahayanya Korupsi Dan Suap

Irjen Pol Drs Firli Bahuri, M. Si Ketua KPK periode tahun 2019 - 2023.

JAMBI, MH - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Irjen Pol Drs Firli Bahuri, M.Si  mengatakan, banyak teladan dan nilai - nilai kehidupan yang bisa dipetik dari sejarah atau kisah Paskah yang hari ini Minggu, 17/4/2022 dirayakan umat Kristiani

Tak hanya bagi umat Nasrani, melainkan juga bagi seluruh umat manusia. Salah satu pelajaran yang masih relevan hingga saat ini, yakni betapa berbahayanya korupsi dan suap.

"Melalui buku dan cerita kisah Paskah dari beberapa sahabat yang Nasrani, dapat saya simpulkan bahwasanya peristiwa Paskah memiliki terkaitan yang sangat erat dengan nilai - nilai pemberantasan korupsi," kata Firli dalam keterangan pers yang diterima, Minggu (17/4/2022).

Dituturkan Pria kelahiran Lontar Muara Jaya Ogan Komering Ulu (OKU) Provinsi Sumatera Selatan ini, dalam kisah Paskah disebutkan murid Yesus bernama Judas Iskariot menerima suap 30 keping uang perak dari imam - imam kepala untuk menyerahkan Yesus agar didakwa bersalah karena menghujat Tuhan. 

Yesus pun dijatuhi hukuman mati dengan cara disalib seperti lazimnya hukuman bagi seorang penjahat kala itu. Namun, Yesus kemudian bangkit dan dianggap sebagai obat penyembuh bagi jiwa tersakiti oleh umat Nasrani.

"Dari peristiwa ini, sangat lugas menunjukkan betapa berbahayanya suap, salah satu praktik korupsi yang dampak destruktifnya bukan hanya merugikan keuangan dan perekonomian semata, namun juga dapat menghancurkan bahkan menghilangkan nyawa manusia dan sebuah Negara," ungkap lulusan Akpol tahun 1990 ini.

Mantan ajudan Wakil Presiden RI Boediono ini menuturkan, hanya dengan suap 30 koin perak yang saat ini setara sekitar 19,2 dolar AS atau jika dirupiahkan sekitar Rp 250.000, seorang murid tega mengkhianati gurunya hingga meregang nyawa. 

Meski berbahaya, kejahatan korupsi serupa masih terjadi hingga saat ini. Bahkan, suap menjadi jenis tindak pidana korupsi yang paling disukai para koruptor diseluruh dunia, termasuk Indonesia.

"Berdasarkan data penanganan korupsi yang telah KPK lakukan sepanjang 2004 hingga 2021, suap merupakan kasus yang paling banyak kami tangani yakni 761 kasus," kata Firli.

Dalam berbagai kesempatan, Ketua KPK periode tahun 2019 - 2023 ini kerap menyampaikan faktor utama penyebab korupsi menurut teori Jack Bologne, yakni greed atau keserakahan, opportunity atau kesempatan, need atau kebutuhan, dan exposure atau pengungkapan.

Faktor lainnya yang menyebabkan seseorang melakukan tindak pidana korupsi, karena minimnya moral, etik dan integritas, serta buruk atau lemahnya sistem sehingga dapat membuka celah bagi kejahatan korupsi.

"Untuk mengantisipasi terjadinya faktor - faktor tersebut, KPK tengah menjalankan strategi trisula pemberantasan korupsi yang merupakan core business KPK, yakni pendekatan pendidikan masyarakat, pendekatan pencegahan melalui perbaikan sistem dan pendekatan penindakan secara tegas dan profesional," kata mantan Kapolda NTB ini.

Dikatakan, KPK menyadari pemberantasan korupsi bukan hanya operasi tangkap tangan (OTT), walaupun itu perlu dan penting. Namun, katanya, selain penindakan, pencegahan korupsi dengan perbaikan sistem juga tidak kalah pentingnya. 

Selanjutnya dikatakan Firli Bahuri  tak hanya itu, pencegahan korupsi, membangun budaya antikorupsi melalui pendidikan masyarakat itu juga bersifat fundamental.

"Kami menamainya sebagai orkestrasi pemberantasan korupsi yaitu langkah efektif dan komprehensif pemberantasan korupsi. Strategi pemberantasan korupsi yang mendasar, sistemik dan holistik serta terintegrasi merupakan semangat baru dalam orkestrasi pemberantasan korupsi. 

Pendidikan masyarakat menimbulkan kesadaran sehingga orang tidak mau melakukan korupsi. Pencegahan dengan perbaikan sistem menutup peluang dan celah untuk melakukan korupsi. 

Sementara, penindakan membuat orang takut melakukan korupsi karena ancaman pemiskinan dengan perampasan harta kekayaan dan TPPU," papar mantan Kapolda Provinsi Sumatera Selatan ini.

Firli menekankan, korupsi bertentangan dengan nilai - nilai kehidupan yang diajarkan oleh agama. Untuk itu, koruptor menurut  Firli Bahuri sejatinya merupakan perusak agama khususnya agama yang dianutnya sendiri.

Atas dasar itu, KPK membutuhkan peran serta dan andil segenap pemeluk agama dan kepercayaan di Indonesia termasuk umat Nasrani, untuk memberantas korupsi yang telah berurat akar di NKRI.

Dikatakan, wujud nyata peran dan andil pemeluk agama bukan hanya ikut mengampanyekan pentingnya budaya antikorupsi di kegiatan keagamaan saja, tetapi juga menerapkan pola hidup sederhana dan senantiasa mengedepankan nilai - nilai kejujuran dalam kehidupan sehari - hari, agar dapat memengaruhi budaya antikorupsi hingga terbentuk klaster antikorupsi di lingkungan masyarakat.

"Syukur alhamdulillah, budaya antikorupsi mulai menjadi tren atau gaya hidup baru di Indonesia, sehingga diharapkan antikorupsi menjadi kelaziman dalam setiap tatanan dan sendi kehidupan berbangsa - bernegara di Indonesia," tuturnya.

Firli menyatakan, peringatan Paskah bukan hanya sekadar perayaan yang identik dengan pesta keagamaan, tetapi juga momentum untuk merefleksikan diri terhadap nilai - nilai perjuangan, pengorbanan khususnya kesederhanaan yang juga diajarkan oleh agama lainnya.

"Selamat merayakan Hari Paskah, mari bersama kita tebar kasih serta semai selalu nilai - nilai kesederhanaan dan semangat antikorupsi di segenap jantung serta urat nadi seluruh anak bangsa di Republik ini, agar Indonesia benar - benar bersih dan bebas dari praktik - praktik korupsi. 

Bebas dan bersihnya Indonesia dari korupsi merupakan prasyarat untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera, maju, cerdas, aman dan damai sentosa, mulai dari Sabang sampai Merauke, Miangas hingga Pulau Rote, dimana kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dapat terwujud apabila korupsi benar - benar sirna dari bumi pertiwi," ujarnya. (Berbagai Sumber, MH - Fendi Sinabutar).


Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar