Illustrasi Pemakaian Ulos Di Acara Pesta Gotilon HKBP Jambi Ressort Jambi Distrik XXV Jambi Minggu, 8/10/2023. |
“Kami
telah melakukan berbagai persiapan agar seluruh rangkaian acara Perayaan Hari
Ulos Nasional di Pantai Indah Situngkir berlangsung semenarik mungkin,” ujar Ketua
DPD KMDT Kabupaten Samosir Sinta Mauly Agnes Tamba dalam acara dialog
interaktif Horas Medan yang digelar Mediadelegasi di
Medan, Sabtu (14/9/2023).
Ditambahkannya,
Perayaan Hari Ulos Nasional yang digelar KMDT di salah satu lokasi wisata di
Kabupaten Samosir tersebut digelar bersamaan dengan peringatan Hari Sumpah
Pemuda 28 Oktober 2023.
Dalam acara dialog interaktif yang dipandu jurnalis
Mediadelegasi Robin Turnip tersebut, Agnes bersama Wakil Ketua Umum DPP KMDT
Mandalasah Turnip memaparkan sebagian besar ragam acara yang akan digelar KMDT
dalam Perayaan Hari Ulos 2023.
KMDT
memiliki pertimbangan khusus menetapkan Pantai Indah Situngkir sebagai lokasi
perayaan Hari Ulos 2023, karena di lokasi wisata tersebut terdapat 10 unit
miniatur rumah adat Batak dengan latar belakang panorama Danau Toba.
Semarak
Perayaan Hari Ulos 2023 akan diisi sejumlah pagelaran seni dan budaya Batak,
antara lain pameran ulos dengan narasi tentang penggunaan dan fungsi ulos dalam
budaya dan adat Batak Toba, Original Batak Dance yang akan menampilkan Tortor
Batak asli, atraksi Mossak Batak atau seni bela diri silat asli Suku Batak yang
diiringi Gondang Batak.
Tidak
hanya itu, pihaknya juga akan menghadirkan kalangan pakar yang akan menjelaskan
seputar asal muasal dan fungsi ulos, serta menghadirkan sejumlah penenun
tradisional kain ulos dari berbagai desa dan pagelaran tarian Tortor massal.
“Dalam
Perayaan Hari Ulos Nasional ini, masyarakat bisa menyaksikan secara langsung
beragam jenis ulos kuno atau ulos “Najolo” yang rata-rata berusia 50
tahun ke atas,” sebutnya.
Pada
pagelaran ini, menurut Sinta KMDT sebagai wadah organisasi masyarakat
independen yang peduli terhadap pelestarian budaya dan lingkungan ingin
menyuguhkan serangkaian acara bagaimana ulos telah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat Batak dari masa ke masa, dan dari generasi ke generasi.
Bangsa
Indonesia, lanjutnya, patut bersyukur memiliki ulos yang bukan saja sebagai
karya seni biasa, sehingga oleh Pemerintah RI ditetapkan sebagai salah satu
warisan budaya tak benda nasional pada 17 Oktober 2014 sekaligus menjadi
momentum peringatan Hari Ulos setiap tahun hingga sekarang ini.
Meski
ulos telah ditetapkan sebagai warisan kebudayaan tak benda nasional dan sedang
gencar dijadikan warisan budaya dunia melalui UNESCO, ia memperkirakan, belum
banyak yang tahu filosofi sebenarnya dari ulos.
Selain
nilai estetika, pada sehelai ulos juga sarat nilai seni, sejarah, religi dan
budaya yang tergambar dari motif, pilihan warna, jenis, hingga cara pemakaian
dan pemberian ulos yang kesemuanya mengandung pesan dan makna tersendiri.
Secara
garis besar, ia menuturkan, ulos memiliki makna kehidupan dan representasi
semesta alam sekaligus simbol restu, kasih sayang dan persatuan.
Ulos
juga merupakan simbol adat yang dinilai sakral sangat penting digunakan oleh
orang Batak untuk upacara adat, pernikahan hingga kematian.
“Melalui
rangkaian perayaan Hari Ulos Nasional 2023 ini pula, kami berharap ulos sebagai
warisan budaya Indonesia semakin digemari, semakin dikreasikan, semakin sering
dikenakan sehingga semakin lestari dan menyejahterakan masyarakat, terutama
para penenun ulos,” tutur Sinta.
Pada
kesempatan itu, Wakil Ketua Umum DPP KMDT Mandalasah Turnip mengajak segenap
lapisan masyarakat, termasuk wisatawan agar datang berbondong-bondong ke arena
Perayaan Hari Ulos Nasional 2023 tingkat Provinsi Sumatera Utara tersebut.
“Perayaan
Hari Ulos Nasional yang digelar di Pantai Indah Situngkir, Kabupaten Samosir
tahun ini merupakan salah satu komitmen penuh KMDT bersama segenap elemen
masyarakat di kawasan Danau Toba dalam menjaga warisan ulos untuk terus
dilestarikan,” ujarnya.
Namun, Mandalasah mengingatkan bahwa upaya pelestarian ulos sebagai salah satu aset budaya nasional tidak bisa sepenuhnya mengandalkan peran masyarakat dan pelaku usaha ulos semata, melainkan mutlak dibutuhkan dukungan nyata secara bekelanjutan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, hingga Pemerintah Kabupaten/Kota, pungkas Turnip. (MH/J24/S24/Red/Fendi Sinabutar).
0 Komentar