Berita Terkini

10/recent/ticker-posts

Terapi Masa Depan : CAR T Cell Therapi Untuk Leukemia & Limfoma

Keluarga Paul Malau, RN, BN, MN / Rindawani Simarmata, SKM

SAMOSIR, MH - Bagi penderita Leukemia Limfoblastik Akut tipe B dan Leukemia limfoblastik Kronik (LLK) serta Kanker Kelenjar Getah Bening tipe Diffuse Large B Cell Lymphoma (DLBCL) telah ditemukan terapi terbaru dalam penanganan penyakit ini.

Terobosan terbaru tersebut yaitu dengan mempergunakan sel hidup dari pasien itu sendiri yang telah dimodifikasi untuk membunuh penyakit kankernya. Terapi sel hidup yang telah dimodifikasi tersebut bernama terapi CAR (Chimeric Antigen Receptor) T Cell.

Terapi ini memang belum tersedia di Indonesia, hanya beberapa negara saja seperti Amerika Serikat, Inggris Raya, beberapa Negara Eropah lainnya dan sebentar lagi Australia.&nbsp;</div><div><br></div><div>

Saya berkesempatan berbincang-bincang dengan Paul Malau, RN, BN, MN seorang Perawat Konsultan Australia di Royal Prince Alfred Hospital Sydney Australia,(15 tahun berada di Australia)  yang berkecimpung dalam Therapi ini.&nbsp;</div><div><br></div><div>

Kesempatan ini ketika bapak mertua kami GB. Simarmata  meninggal dunia pada tanggal 23 Januari 2019 di Simarmata Kabupaten  Samosir Provinsi Sumatera Utara, mereka datang dari Australia.

MH: Bukankah penyakit Leukemia Dan Limfoma pada saat ini sdh &nbsp;dapat diatasi?</div><div>

Mr Paul: &nbsp;Benar, tetapi tidak semua. Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) sel B, terutama bagi anak-anak mempunyai kesembuhan yang cukup tinggi berkisar 97%. Therapi termasuk, Kemotherapi, Radiotherapi dan Transplantasi Sel Stem.

Sedangkan 3% tidak berespon atau relaps. Dari 3% yang tidak dapat sembuh ini bila mendapatkan terapi CAR T cell mempunyai kesembuhan hingga 94%.&nbsp;</div><div>Sedangkan pada CLL prosentasi tidak setinggi LLA demikian juga dengan DLBCL.&nbsp;</div><div><br></div><div>

MH: Apa itu terapi CAR T Cell?</div><div>

Mr.Paul: Terapi CAR T Cell adalah terapi dengan mempergunakan T Cell dari pasien itu sendiri. T Cell Di ambil dari pasien dengan tehnik apheresis. T Cell tersebut kemudian di modifikasi Di laboratorium hingga menjadi CAR T cell. Chimeric Antigen Receptor T Cell. CAR T Cell ini kemudian di perbanyak hingga berjuta-juta T cell.

Setelah cukup jumlahnya CAR T Cell tersebut di bekukan dan siap diberikan kepada pasien.&nbsp;</div><div><br></div><div>Sebelum diberikan kepada pasien, pasien lebih dahulu mendapatkan kemoterapi untuk membunuh sel kanker yang masih ada.

24 jam kemudian CAR T Cell dapat di berikan secara intravena.&nbsp;</div><div><br></div><div>CAR T cell yang sudah masuk melalui tubuh dengan cara intravenous kemudian mencari target, dalam hal ini targetnya adalah</div><div>sel B (CD 19= cluster differentiation) dan melekat.

Sitokin yang ada didalam sel T tersebut kemudian di keluarkan dan membunuh sel B (sel kanker).&nbsp;</div><div><br></div><div>

MH: Apakah terapi ini mempunyai efek samping?</div><div>

Mr Paul : Efek samping selalu. Efek samping dari terapi ini dapat dikategorikan menjadi 3 kategori: Yang pertama adalah <span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Cytokine Release Syndrome (CRS),

Yang kedua adalah Neurotoxicity dan Aplasia Sel B. CRS&nbsp;</span><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">terjadi akibat banyaknya sitokin yang dikeluarkan oleh sel T untuk membunuh sel B.

Tanda dan gejala dari CRS termasuk, panas, mengigil dan tekanan darah yang rendah.&nbsp;</span></div><div><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br></span></div><div><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Neurotoxicity terjadi karena penetrasi dari CAR T Cell ke sistem saraf.&nbsp;</span></div><div><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br></span></div><div>

Aplasia sel B terjadi karena bukan hanya sel kanker B saja yang dimusnahkan oleh CAR T cell, tetapi sel normal B juga ikut termusnahkan. Aplasia sel B ini dapat diatasi dengan pemberian infusi immunoglobulin secara rutin.&nbsp;</div><div><br></div><div>

MH: Bagaimana dengan pembiayaannya?</div><div>

Mr Paul: Karena memang masih treatment baru, therapi ini masih sangat mahal. Di Australia sendiri pembiayaan sedang dinegosiasikan antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat sehingga nantinya pasien tidak akan dikenakan biaya.&nbsp;</div><div><br></div><div><br></div>. ( MH - Fendi Sinabutar).


Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar